Daya Saing UKM Homestay Ditingkatkan
A
A
A
JAKARTA - KementerianKoperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggandeng Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ ILO) untuk bekerja sama mendorong daya saing para pelaku usaha“ homestay“ dan UKM yang bergerak pada sektor pariwisata.
Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring mengatakan, kerja sama dengan ILO dilakukan dalam bentuk bimbingan teknis terhadap UKM yang bergerak pada industri homestay dan pendukung pariwisata lainnya, termasuk suvenir dan kerajinan tangan.
“Dalam kerja sama tersebut ILO akan menyediakan tenaga ahli dan modul pelatihan yang terstandar dan telah teruji untuk para pelaku UKM,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jakarta, kemarin. Dia menambahkan, pada tahap awal ada enam program yang dilaksanakan sepanjang tahun ini.
“Rencananya tahun ini dilaksanakan di Bali, Sumatera Barat, Pulau Jawa, dan Kalimantan Tengah,” katanya. Dia melanjutkan, pihaknya mendorong pengembangan pariwisata secara berkelanjutan dan terintegrasi sehingga pariwisata mampu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.
“Beberapa konsep bimbingan teknis yang akan dikembangkan, di antaranya pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku industri homestay terkait green living atau tempat penginapan hijau yang ramah lingkungan,” jelasnya. Selain itu, UKM pendukung pariwisata juga akan diberikan bimbingan teknis misalnya untuk mereka yang bergerak di bidang industri rumahan kerajinan tangan, guide, dan kuliner.
“Kami akan bina para pelaku UKM itu agar bisa mengelola usaha dengan baik, mampu melayani wisatawan dengan profesional, sehingga mereka semakin berdaya saing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN nantinya,” katanya.
Oktiani endarwati
Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM Meliadi Sembiring mengatakan, kerja sama dengan ILO dilakukan dalam bentuk bimbingan teknis terhadap UKM yang bergerak pada industri homestay dan pendukung pariwisata lainnya, termasuk suvenir dan kerajinan tangan.
“Dalam kerja sama tersebut ILO akan menyediakan tenaga ahli dan modul pelatihan yang terstandar dan telah teruji untuk para pelaku UKM,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jakarta, kemarin. Dia menambahkan, pada tahap awal ada enam program yang dilaksanakan sepanjang tahun ini.
“Rencananya tahun ini dilaksanakan di Bali, Sumatera Barat, Pulau Jawa, dan Kalimantan Tengah,” katanya. Dia melanjutkan, pihaknya mendorong pengembangan pariwisata secara berkelanjutan dan terintegrasi sehingga pariwisata mampu mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.
“Beberapa konsep bimbingan teknis yang akan dikembangkan, di antaranya pembinaan dan pendampingan terhadap pelaku industri homestay terkait green living atau tempat penginapan hijau yang ramah lingkungan,” jelasnya. Selain itu, UKM pendukung pariwisata juga akan diberikan bimbingan teknis misalnya untuk mereka yang bergerak di bidang industri rumahan kerajinan tangan, guide, dan kuliner.
“Kami akan bina para pelaku UKM itu agar bisa mengelola usaha dengan baik, mampu melayani wisatawan dengan profesional, sehingga mereka semakin berdaya saing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN nantinya,” katanya.
Oktiani endarwati
(bbg)