AAEI: Investor Sambut Baik Kebijakan BBM Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) menyatakan bahwa investor tetap menilai pasar Indonesia dengan pandangan positif seiring kebijakan pemerintah yang menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan subsidi tetap untuk solar.
Ketua AAEI Haryajid Ramelan mengungkapkan, pasar modal di sejumlah negara yang tidak memberikan subsidi BBM, mengalami kemajuan. Berkaca dengan kondisi di negara-negara tersebut, langkah pemerintah tersebut diperkirakan akan mendorong pertumbuhan industri pasar modal di Tanah Air.
"Kita lihat bahwa beberapa negara yang melakukan hal ini (BBM tidak disubsidi), misalnya di Eropa, sebulan saja bisa turun naik. Kalau kita bisa menghadapi ini, saya rasa akan bagus," ujarnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Dia menambahkan bahwa kenaikan dan penurunan harga BBM pasti akan memiliki dampak. Namun, dengan dihapuskannya subsidi menunjukan keberanian Indonesia untuk dapat mandiri di sektor perminyakan.
"Dengan ini, Indonesia sudah mulai berani keluar dari zona kenyamanan, yaitu subsidi. Saya rasa target 2025 sebagai negara 10 besar termaju bisa terwujud kalau begini caranya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kembali penurunan harga BBM mulai Minggu (18/1/2015) pukul 00.00 imbas dari berlanjutnya koreksi harga minyak global.
Dia menyebutkan, harga BBM jenis premium turun menjadi Rp6.600 per liter, dari sebelumnya Rp7.600 per liter. Sementara solar turun menjadi Rp6.400 per liter dari sebelumnya Rp7.250 per liter.
Ketua AAEI Haryajid Ramelan mengungkapkan, pasar modal di sejumlah negara yang tidak memberikan subsidi BBM, mengalami kemajuan. Berkaca dengan kondisi di negara-negara tersebut, langkah pemerintah tersebut diperkirakan akan mendorong pertumbuhan industri pasar modal di Tanah Air.
"Kita lihat bahwa beberapa negara yang melakukan hal ini (BBM tidak disubsidi), misalnya di Eropa, sebulan saja bisa turun naik. Kalau kita bisa menghadapi ini, saya rasa akan bagus," ujarnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Dia menambahkan bahwa kenaikan dan penurunan harga BBM pasti akan memiliki dampak. Namun, dengan dihapuskannya subsidi menunjukan keberanian Indonesia untuk dapat mandiri di sektor perminyakan.
"Dengan ini, Indonesia sudah mulai berani keluar dari zona kenyamanan, yaitu subsidi. Saya rasa target 2025 sebagai negara 10 besar termaju bisa terwujud kalau begini caranya," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kembali penurunan harga BBM mulai Minggu (18/1/2015) pukul 00.00 imbas dari berlanjutnya koreksi harga minyak global.
Dia menyebutkan, harga BBM jenis premium turun menjadi Rp6.600 per liter, dari sebelumnya Rp7.600 per liter. Sementara solar turun menjadi Rp6.400 per liter dari sebelumnya Rp7.250 per liter.
(rna)