Pengusaha SPBU Rugi Harga BBM Turun
A
A
A
JAKARTA - Ketua II Bidang SPBU DPP Hiswana Migas Muhamad Ismeth mengakui, penurunan harga BBM mengakibatkan kerugian pengusaha SPBU karena pembelian BBM dilakukan sehari sebelum hari H-1.
Kondisi ini membuat para pengusaha SPBU terkena pajak BBM saat pembelian tunai. "Nah jadi begitu turun pajak-pajak itu sudah enggak bisa dikembalikan," kata Ismeth saat dihubungi di Jakarta, hari ini.
Pihaknya mengkhawatirkan akan terjadi penurunan maka para pengusaha SPBU akan menahan pembelian. Akibatnya, ketersediaan stok BBM di SPBU berkurang.
"Imbasnya ya di masyarakat, karena SPBU bisa kosong," ucapnya.
Ishmet meminta pemerintah memecahkan masalah fluktuasi penerapan harga BBM, karena tidak mungkin pengusaha disuruh untuk rugi.
"Enggak mungkin kalau pengusaha rugi, bagaimana kita bisa layani masyarakat kalau kita rugi," tandasnya.
Dia menyarankan, dua hari sebelum penurunan harga BBM para pengusaha bisa membeli BBM ke Pertamina dengan harga baru. Sehingga, saat terjadi penurunan harga BBM yang dimiliki pengusaha sudah dalam harga yang baru.
"Kita kasih solusi dua hari sebelum penurunan kita sudah boleh beli dengan harga baru tapi jual dengan harga lama untuk memgantisipasi kerugian," kata dia.
Direktur External Affair & Corporate Planing Toyota Motor Indonesia I Made Dana M Tangkas mengatakan, formula penerapan harga BBM akan memengaruhi cost of manufacturing.
Dia menhkhawatirkan jika harga minyak dunia naik maka akan disesuaikan kembali oleh pemerintah.
"Pengusaha harus melakukan efisiensi. Sehingga produk elemen biaya maufatur bisa terjaga. Sehingga harga produksi tidak banyak berubah," pungkasnya.
Kondisi ini membuat para pengusaha SPBU terkena pajak BBM saat pembelian tunai. "Nah jadi begitu turun pajak-pajak itu sudah enggak bisa dikembalikan," kata Ismeth saat dihubungi di Jakarta, hari ini.
Pihaknya mengkhawatirkan akan terjadi penurunan maka para pengusaha SPBU akan menahan pembelian. Akibatnya, ketersediaan stok BBM di SPBU berkurang.
"Imbasnya ya di masyarakat, karena SPBU bisa kosong," ucapnya.
Ishmet meminta pemerintah memecahkan masalah fluktuasi penerapan harga BBM, karena tidak mungkin pengusaha disuruh untuk rugi.
"Enggak mungkin kalau pengusaha rugi, bagaimana kita bisa layani masyarakat kalau kita rugi," tandasnya.
Dia menyarankan, dua hari sebelum penurunan harga BBM para pengusaha bisa membeli BBM ke Pertamina dengan harga baru. Sehingga, saat terjadi penurunan harga BBM yang dimiliki pengusaha sudah dalam harga yang baru.
"Kita kasih solusi dua hari sebelum penurunan kita sudah boleh beli dengan harga baru tapi jual dengan harga lama untuk memgantisipasi kerugian," kata dia.
Direktur External Affair & Corporate Planing Toyota Motor Indonesia I Made Dana M Tangkas mengatakan, formula penerapan harga BBM akan memengaruhi cost of manufacturing.
Dia menhkhawatirkan jika harga minyak dunia naik maka akan disesuaikan kembali oleh pemerintah.
"Pengusaha harus melakukan efisiensi. Sehingga produk elemen biaya maufatur bisa terjaga. Sehingga harga produksi tidak banyak berubah," pungkasnya.
(izz)