BNI Siap Dukung Proyek Listrik 35.000 MW
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah perbankan siap mendukung pembiayaan proyek infrastruktur kelistrikan, seperti membangun pembangkit (power plant) 35.000 megawatt (MW).
"Kami siap membiayai (infrastruktur kelistrikan)," kata Dirut Bank BNI Gatot M Soewondo, Minggu (25/1/2015).
Dia menjelaskan, selain BNI, ada tiga bank lain yang akan menyiapkan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur listrik senilai USD980 atau setara Rp10 triliun tersebut.
"Dari sisi keuangan, masing-masing bank akan menyiapkan dana Rp2,5 triliun," ujarnya.
Dia mengatakan, dana yang disiapkan perbankan tak banyak. Pasalnya, sebagian dana untuk membangun infrastruktur kelistrikan berasal dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan sisanya dari sumber lain.
Gatot mengaku rencana membangun pembangkit listrik 35.000 MW sudah dibahas jauh-jauh hari, bahkan juga melibatkan semua kepala daerah, mulai gubernur, bupati dan wali kota.
Kendati demikian, menurut dia, pembahasan proyek pembangkit listrik 35.000 MW perlu dimatangkan kembali mengenai daerah mana saja yang akan dilibatkan dalam pembangunan listrik tersebut.
Dia menilai, jika di Sumatera dan Kalimantan bisa menggunakan bahan bakar batu bara dan gas. Sementara di daerah lain yang tak menyediakan bahan bakar pembangit, pemerintah juga perlu membahasnya.
"Ini yang perlu dipikirkan bersama-sama. Kalau ada alternatif lain, seperti menggunakan tenaga angin, tidak apa-apa," ujarnya.
Gatot mengemukakan ada proyek yang secara ekonomis tidak available, tapi harus tetap dibangun karena proyek tersebut sangat dibutuhkan. Pasalnya, kebutuhan listrik semakin meningkat, terutama di daerah terpencil.
"Kami siap membiayai (infrastruktur kelistrikan)," kata Dirut Bank BNI Gatot M Soewondo, Minggu (25/1/2015).
Dia menjelaskan, selain BNI, ada tiga bank lain yang akan menyiapkan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur listrik senilai USD980 atau setara Rp10 triliun tersebut.
"Dari sisi keuangan, masing-masing bank akan menyiapkan dana Rp2,5 triliun," ujarnya.
Dia mengatakan, dana yang disiapkan perbankan tak banyak. Pasalnya, sebagian dana untuk membangun infrastruktur kelistrikan berasal dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan sisanya dari sumber lain.
Gatot mengaku rencana membangun pembangkit listrik 35.000 MW sudah dibahas jauh-jauh hari, bahkan juga melibatkan semua kepala daerah, mulai gubernur, bupati dan wali kota.
Kendati demikian, menurut dia, pembahasan proyek pembangkit listrik 35.000 MW perlu dimatangkan kembali mengenai daerah mana saja yang akan dilibatkan dalam pembangunan listrik tersebut.
Dia menilai, jika di Sumatera dan Kalimantan bisa menggunakan bahan bakar batu bara dan gas. Sementara di daerah lain yang tak menyediakan bahan bakar pembangit, pemerintah juga perlu membahasnya.
"Ini yang perlu dipikirkan bersama-sama. Kalau ada alternatif lain, seperti menggunakan tenaga angin, tidak apa-apa," ujarnya.
Gatot mengemukakan ada proyek yang secara ekonomis tidak available, tapi harus tetap dibangun karena proyek tersebut sangat dibutuhkan. Pasalnya, kebutuhan listrik semakin meningkat, terutama di daerah terpencil.
(rna)