Pasar Kertas Bergeser ke Asia

PEKANBARU - Permintaan pulp dan kertas global diramalkan terus bertumbuh terutama di kawasan Asia. Karena itu, peran industri pulp dan kertas nasional perlu didorong dengan sejumlah kebijakan pro industri.

Kejelian pemerintah memanfaatkan momentum tersebut berpotensi menempatkan industri ini sebagai pemain papan atas dunia.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Rusli Tan menjelaskan, permintaan pulp dan kertas dunia terutama berasal dari Asia.

Berdasarkan data Poyry permintaan kertas di Asia naik 1,8% per tahun, dan diperkirakan meningkat menjadi 5,7 juta MT pada 2025.

Pertumbuhan kertas tertinggi di Asia disumbang oleh China yang mencapai 6,4% per tahun, dan diprediksi naik menjadi 14,3 juta MT pada 2025.

"Permintaan kertas sangat kuat di Asia, pertumbuhannya pun lebih tinggi. Sementara, permintaan kertas di negara stagnan dan cenderung turun," kata dia dalam rilisnya, Kamis (28/1/2015).

Pasar BHKP global diperkirakan tumbuh 2,6% per tahun, dari 26,5 juta MT pada 2010 menjadi 38,9 juta MT pada 2025.

"Krisis yang terjadi di negara maju turut berpengaruh terhadap permintaan kertas," katanya.

Menurutnya, agar peluang tersebut tidak terlewatkan, perlu ada sejumlah kebijakan strategis guna mendorong industri pulp dan kertas nasional. Salah satunya melalui penyederhanaan izin investasi.

Dia mencontohkan, pemerintah China memberikan kemudahan perizinan bagi investasi pulp dan kertas sehingga industri itu berkembang pesat.

Persetujuan pulp untuk 100 ribu ton per tahun dikeluarka pemerintah provinsi dan bukan pemerintah pusat. Saat ini ada 71 proyek pulp dari total 117 proyek, dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun.

Industri pulp dan kertas di China mampu memasok 7,1 juta ton per tahun. "Impor kertas Tiongkok akan berkurang drastis dalam beberapa tahun mendatang," kata Rusli.