Faisal Basri: Harga Premium Rp6.600/Liter Kemahalan
A
A
A
JAKARTA - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri menilai, harga BBM jenis premium saat ini yang sebesar Rp6.600/liter masih terlalu mahal.
Menurutnya, negara tetangga seperti Malaysia bahkan Amerika Serikat (AS) mampu menjual dengan harga yang lebih murah.
"Karena kita impornya tidak langsung, banyak tangan. Di AS, harganya Rp6.891 per liter. Tapi itu RON-nya di atas 88. Di Malaysia, bahkan RON 95 sebesar Rp5.950 per liter," ujarnya di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (3/1/2015).
Bahkan, dia menuturkan bahwa Malaysia dan negara lain sudah tidak menjual BBM jenis premium.
"Rp6.600/liter itu sudah bersyukur banget padahal itu harga kezaliman. Dapat premium busuk, di dunia tidak ada yang pakai cuma dipakai di neraka," kata Faisal.
Pihaknya meminta pemerintah perlu segera membenahi produksi di sektor hulu migas. Melalui pembangunan kilang minyak agar bisa menggenjot produksi sehingga mengurangi impor.
"Kita tidak ingin migas jadi barang jarahan. Kita ingin mempercepat penghapusan RON 88 (premium). Pemerintah minta waktu dua tahun, itu kelamaan, nanti mafia migas banyak dapat duit dalam dua tahun itu," pungkas dia.
Menurutnya, negara tetangga seperti Malaysia bahkan Amerika Serikat (AS) mampu menjual dengan harga yang lebih murah.
"Karena kita impornya tidak langsung, banyak tangan. Di AS, harganya Rp6.891 per liter. Tapi itu RON-nya di atas 88. Di Malaysia, bahkan RON 95 sebesar Rp5.950 per liter," ujarnya di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (3/1/2015).
Bahkan, dia menuturkan bahwa Malaysia dan negara lain sudah tidak menjual BBM jenis premium.
"Rp6.600/liter itu sudah bersyukur banget padahal itu harga kezaliman. Dapat premium busuk, di dunia tidak ada yang pakai cuma dipakai di neraka," kata Faisal.
Pihaknya meminta pemerintah perlu segera membenahi produksi di sektor hulu migas. Melalui pembangunan kilang minyak agar bisa menggenjot produksi sehingga mengurangi impor.
"Kita tidak ingin migas jadi barang jarahan. Kita ingin mempercepat penghapusan RON 88 (premium). Pemerintah minta waktu dua tahun, itu kelamaan, nanti mafia migas banyak dapat duit dalam dua tahun itu," pungkas dia.
(izz)