Aset Bank Syariah di Bali Tumbuh 21,19%
A
A
A
DENPASAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat total aset bank umum syariah di Bali tahun lalu naik 21,19% atau Rp268 miliar.
Kepala OJK Provinsi Bali Zulmi menjelaskan, total aset bank umum syariah naik meski masih di bawah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Peningkatan tersebut dari Rp1,26 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp1,53 triliun pada Desember 2014.
"Pertumbuhan bank syariah ini mungkin dipengaruhi pertumbumbuhan ekonomi Bali yang semakin meningkat," terangnya di Denpasar, Jumat (6/2/2015).
Sementara, dana pihak ketiga (DPK) juga naik sedikit yaitu 2,30% atau sekitar Rp17 miliar. Pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp756 miliar, sementara 2013 DPK bank umum syariah mencapai Rp739 miliar.
Dari sisi total kredit, bank umum syariah tetap memperlihatkan peningkatannya sebesar 22,94%. Pada 2014 total kredit sebesar Rp1,47 triliun, sementara 2013 mencapai Rp1,20 triliun.
Jenis penggunaan kredit bank umum syariah ini banyak digunakan untuk konsumsi sebesar Rp877 miliar hingga akhir 2014. Sedangkan yang digunakan modal kerja sebesar Rp438 miliar dan yang investasi hanya Rp164 miliar pada Desember 2014. "Terbanyak untuk konsumsi masyarakat Bali, contohnya untuk KPR," katanya.
Peningkatan kinerja perbankan syariah di Bali dipengaruhi beberapa faktor seperti iklim usaha yang masih bagus, kondisi ekonomi, sosial, politik masih bagus, serta pangsa pasar yang juga bagus.
OJK berharap pada tahun ini, industri perbankan syariah dapat tumbuh lebih baik lagi. "Animo masyarakat juga bagus. Kami harapkan industri perbankan syariah terus tumbuh dari tahun ke tahun," terang dia.
Sampai saat ini, berdasarkan data OJK Provinsi Bali, jumlah bank umum syariah di Bali mencapai 29 hingga akhir 2014.
Kepala OJK Provinsi Bali Zulmi menjelaskan, total aset bank umum syariah naik meski masih di bawah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Peningkatan tersebut dari Rp1,26 triliun pada Desember 2013 menjadi Rp1,53 triliun pada Desember 2014.
"Pertumbuhan bank syariah ini mungkin dipengaruhi pertumbumbuhan ekonomi Bali yang semakin meningkat," terangnya di Denpasar, Jumat (6/2/2015).
Sementara, dana pihak ketiga (DPK) juga naik sedikit yaitu 2,30% atau sekitar Rp17 miliar. Pada akhir 2014 tercatat sebesar Rp756 miliar, sementara 2013 DPK bank umum syariah mencapai Rp739 miliar.
Dari sisi total kredit, bank umum syariah tetap memperlihatkan peningkatannya sebesar 22,94%. Pada 2014 total kredit sebesar Rp1,47 triliun, sementara 2013 mencapai Rp1,20 triliun.
Jenis penggunaan kredit bank umum syariah ini banyak digunakan untuk konsumsi sebesar Rp877 miliar hingga akhir 2014. Sedangkan yang digunakan modal kerja sebesar Rp438 miliar dan yang investasi hanya Rp164 miliar pada Desember 2014. "Terbanyak untuk konsumsi masyarakat Bali, contohnya untuk KPR," katanya.
Peningkatan kinerja perbankan syariah di Bali dipengaruhi beberapa faktor seperti iklim usaha yang masih bagus, kondisi ekonomi, sosial, politik masih bagus, serta pangsa pasar yang juga bagus.
OJK berharap pada tahun ini, industri perbankan syariah dapat tumbuh lebih baik lagi. "Animo masyarakat juga bagus. Kami harapkan industri perbankan syariah terus tumbuh dari tahun ke tahun," terang dia.
Sampai saat ini, berdasarkan data OJK Provinsi Bali, jumlah bank umum syariah di Bali mencapai 29 hingga akhir 2014.
(izz)