Realisasi Cost Recovery Migas Lebih Besar dari APBN
A
A
A
JAKARTA - SKK Migas mengungkapkan, anggaran kontraktor dalam operasi ekploitasi dan eksplorasi migas atau cost recovery mencapai USD14,09 miliar pada 2015. Biaya ini lebih kecil dari realiasi tahun lalu sebesar USD15,13 miliar.
Ketua SKK Migas Amien Sunaryadi mengakui bahwa realisasi cost recovery selalu mengalami peningkatan atau lebih tinggi dibanding anggaran APBN yang disepakati.
"Sebenarnya cost recovery yang aman sebesar USD16,5 miliar. Namun, jika dilihat cost recovery beberapa tahun terakhir, maka realisasi lebih tinggi daripada cost recovery di APBNP," terangnya dalam Rapat Kerja di Komisi VII, Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Sebaliknya, lifting minyak selalu lebih rendah dari target APBN. Selama 2014, lifting minyak mencapai 818 ribu bph, sementara yang tercapai cuma 794 ribu bph atau lebih rendah dari target.
Sementara 2013, dari asumsi lifiting minyak sebesar 840 ribu bph, cuma tercapai 817 ribu bph. Begitu pun pada 2012, dari asumsi 890 ribu bph, cuma tercapai 859 ribu bph. "Jadi terlihat selama enam tahun terakhir lifting minyak di Indonesia selalu di bawah target lifiting," ungkap Amien.
Ketua SKK Migas Amien Sunaryadi mengakui bahwa realisasi cost recovery selalu mengalami peningkatan atau lebih tinggi dibanding anggaran APBN yang disepakati.
"Sebenarnya cost recovery yang aman sebesar USD16,5 miliar. Namun, jika dilihat cost recovery beberapa tahun terakhir, maka realisasi lebih tinggi daripada cost recovery di APBNP," terangnya dalam Rapat Kerja di Komisi VII, Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Sebaliknya, lifting minyak selalu lebih rendah dari target APBN. Selama 2014, lifting minyak mencapai 818 ribu bph, sementara yang tercapai cuma 794 ribu bph atau lebih rendah dari target.
Sementara 2013, dari asumsi lifiting minyak sebesar 840 ribu bph, cuma tercapai 817 ribu bph. Begitu pun pada 2012, dari asumsi 890 ribu bph, cuma tercapai 859 ribu bph. "Jadi terlihat selama enam tahun terakhir lifting minyak di Indonesia selalu di bawah target lifiting," ungkap Amien.
(izz)