BI: Perbankan Perlu Waspadai NPL Sektor Konstruksi
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengatakan, perbankan perlu waspada terhadap kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sektor konstruksi lantaran peningkatan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
"Iya itu lebih banyak karena terkait proyek pemerintah, tapi sekarang kan pemerintah likuiditasnya lebih baik, sehingga pembayaran proyeknya lebih baik," kata Halim di Komplek BI, Jakarta, Jumat (13/2/2015).
Menurutnya, tidak ada imbauan khusus terkait antisipasi kredit macet di sektor konstruksi ini. Dia menegaskan, ke depan NPL konstruksi masih akan stabil, jadi tidak perlu imbauan khusus ke bank-bank maupun lembaga pembiayaan konstruksi.
"Tidak ada imbauan khusus. Kalau masalah kontruksi itu masih baik, paling ada gangguan karena termin pembayaran saja. BI memproyeksikan, persentase kredit bermasalah pada 2015 akan menurun, " tandas Halim.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau perbankan nasional melakukan strategi menekan NPL sektor konstruksi karena NPL sektor konstruksi meningkat hingga 4,4% pada November 2014.
"Iya itu lebih banyak karena terkait proyek pemerintah, tapi sekarang kan pemerintah likuiditasnya lebih baik, sehingga pembayaran proyeknya lebih baik," kata Halim di Komplek BI, Jakarta, Jumat (13/2/2015).
Menurutnya, tidak ada imbauan khusus terkait antisipasi kredit macet di sektor konstruksi ini. Dia menegaskan, ke depan NPL konstruksi masih akan stabil, jadi tidak perlu imbauan khusus ke bank-bank maupun lembaga pembiayaan konstruksi.
"Tidak ada imbauan khusus. Kalau masalah kontruksi itu masih baik, paling ada gangguan karena termin pembayaran saja. BI memproyeksikan, persentase kredit bermasalah pada 2015 akan menurun, " tandas Halim.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau perbankan nasional melakukan strategi menekan NPL sektor konstruksi karena NPL sektor konstruksi meningkat hingga 4,4% pada November 2014.
(rna)