Dirut BNI Tegaskan MEA Bukan Ajang Persaingan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Gatot Suwondo mengatakan, pemahaman tentang tujuan akhir Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bukan sebagai ajang persaingan tetapi menciptakan kesejahteraan negara-negara di kawasan ASEAN.
Pasalnya, akibat menghadapi MEA sempat menimbulkan ide merger antara BNI dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
"Pemahaman tentang MEA, tujuan akhirnya, end of the day untuk mencapai kesejahteraan bersama, bukan sebagai ajang persaingan untuk saling mematikan. Bangun kerja sama bukan revenue," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Gatot menjelaskan, tujuan MEA adalah membangun kerja sama antar negara, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran dan rasa takut.
"Di sana (bank asing) kelas berat, kita akan gabung dua petinju kelas bulu (bank BUMN). Kalau kerja sama pasti saling untung, bukan ada lose and winner. Masa ini harus worry, ini kira-kira gambaran pandangan kita, tenang, tidak perlu khawatir," jelasnya.
Dia menambahkan, dalam integrasi ASEAN Banking Integration Framework (ABIF), jika ada bank asing yang buka cabang di Indonesia, maka bank Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama di negara ASEAN.
"Pengertian aset minimum untuk mengatur pembukaan cabang baru, kemudian regulasi kredit mikro, terakhir atur operasional branchless banking," pungkas Gatot.
Pasalnya, akibat menghadapi MEA sempat menimbulkan ide merger antara BNI dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
"Pemahaman tentang MEA, tujuan akhirnya, end of the day untuk mencapai kesejahteraan bersama, bukan sebagai ajang persaingan untuk saling mematikan. Bangun kerja sama bukan revenue," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Gatot menjelaskan, tujuan MEA adalah membangun kerja sama antar negara, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran dan rasa takut.
"Di sana (bank asing) kelas berat, kita akan gabung dua petinju kelas bulu (bank BUMN). Kalau kerja sama pasti saling untung, bukan ada lose and winner. Masa ini harus worry, ini kira-kira gambaran pandangan kita, tenang, tidak perlu khawatir," jelasnya.
Dia menambahkan, dalam integrasi ASEAN Banking Integration Framework (ABIF), jika ada bank asing yang buka cabang di Indonesia, maka bank Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama di negara ASEAN.
"Pengertian aset minimum untuk mengatur pembukaan cabang baru, kemudian regulasi kredit mikro, terakhir atur operasional branchless banking," pungkas Gatot.
(rna)