Garut Tambah Pasokan Elpiji 3 Kg 60 Ribu Tabung
A
A
A
GARUT - PT Pertamina (Persero) akan menyalurkan tambahan elpiji ukuran 3 kg untuk seluruh agen di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ketua DPC Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Kabupaten Garut, Sobur Kuswandar mengatakan, penambahan pasokan ini ditujukan untuk mengatasi kesulitan masyarakat memperoleh elpiji bersubsidi tersebut.
“Jadwalnya, seluruh agen di Garut akan mendapat pasokan tambahan elpji 3 kg dari Pertamina, Rabu 25 Februari 2015. Besaran pasokannya sekitar 50% dari jumlah harian yang diterima agen biasanya. Setelah itu agen bertanggung jawab dalam penyalurannya ke masyarakat,” ujar Sobur, Selasa (24/2/2015).
Pasokan elpiji ukuran 3 kg per hari untuk wilayah Garut sendiri mencapai sebanyak 42.000 tabung. Bila ditambah dengan adanya pasokan tambahan, maka jumlah elpiji yang akan dikirim ke Garut besok mencapai lebih dari 60.000 tabung.
“Jumlah agen di Garut tercatat sebanyak 27 agen, serta 502 pangkalan. Besaran elpiji ukuran 3 kg yang diterima agen bervariasi. Ada yang besar ada yang sedikit,” ujarnya.
Sobur sendiri enggan menyebut kesulitan masyarakat dalam memperoleh elpiji ini sebagai suatu kelangkaan. Sebab di beberapa titik daerah Garut lain, pasokan elpiji masih terbilang normal.
“Justru kalau elpiji langka, di setiap titik wilayah Garut masyarakat akan sulit mendapatkannya. Sementara saat ini, di beberapa titik lain pasokan elpiji normal. Kami pun harus memastikan masalah ini dengan cek ke lapangan langsung. Di mana saja kekosongan pasokan terjadi,” ungkapnya.
Dia menjelaskan cek ke lapangan juga berfungsi untuk menemukan penyebab kenapa pasokan elpiji bisa terganggu. Berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya, gangguan pada pasokan disebabkan oleh adanya alih penggunaan elpiji ukuran 3 kg oleh pihak peternakan.
“Dulu pihak yang sering menggunakan elpiji bersubsidi adalah peternakan ayam. Mereka menggunakan elpiji sebagai penghangat ayam brioler yang usianya baru beberapa hari. Namun berkat pendekatan yang kami lalukan, kini jumlahnya berkurang. Sedangkan untuk masalah yang terjadi saat ini, kami belum tahu kenapa pasokannya bisa terganggu,” paparnya.
Dari laporan yang diterima Hiswana Migas, gangguan pasokan gas elpiji ukuran 3 kg di Garut saat ini terjadi di wilayah Kecamatan Karangpawitan. Sementara sekitar dua pekan sebelumnya, gangguan pasokan terjadi di wilayah Kecamatan Cibatu.
“Sementara untuk pasokan elpiji jenis blue gas dan bright gas, pasokannya aman. Untuk wilayah Garut, masing-masing elpiji ini dipasok lebih dari 1.000 tabung,” katanya.
Dia menegaskan agar tidak ada pihak yang bermain dalam pengiriman pasokan elpiji ini. Margin harga jual per tabung nya pun dia sarankan untuk tidak jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp14.350 per tabung.
“Kalau ada yang main-main, menimbun, atau menggunakan elpiji untuk kepentingan industri, akan ditindak tegas. Kami juga menyarankan agar setiap pangkalan tidak menjual elpiji dengan harga yang melewati HET untuk Garut. Sementara untuk pengecer warung-warung, harganya bisa melewati HET asal masih wajar,” tandasnya.
“Jadwalnya, seluruh agen di Garut akan mendapat pasokan tambahan elpji 3 kg dari Pertamina, Rabu 25 Februari 2015. Besaran pasokannya sekitar 50% dari jumlah harian yang diterima agen biasanya. Setelah itu agen bertanggung jawab dalam penyalurannya ke masyarakat,” ujar Sobur, Selasa (24/2/2015).
Pasokan elpiji ukuran 3 kg per hari untuk wilayah Garut sendiri mencapai sebanyak 42.000 tabung. Bila ditambah dengan adanya pasokan tambahan, maka jumlah elpiji yang akan dikirim ke Garut besok mencapai lebih dari 60.000 tabung.
“Jumlah agen di Garut tercatat sebanyak 27 agen, serta 502 pangkalan. Besaran elpiji ukuran 3 kg yang diterima agen bervariasi. Ada yang besar ada yang sedikit,” ujarnya.
Sobur sendiri enggan menyebut kesulitan masyarakat dalam memperoleh elpiji ini sebagai suatu kelangkaan. Sebab di beberapa titik daerah Garut lain, pasokan elpiji masih terbilang normal.
“Justru kalau elpiji langka, di setiap titik wilayah Garut masyarakat akan sulit mendapatkannya. Sementara saat ini, di beberapa titik lain pasokan elpiji normal. Kami pun harus memastikan masalah ini dengan cek ke lapangan langsung. Di mana saja kekosongan pasokan terjadi,” ungkapnya.
Dia menjelaskan cek ke lapangan juga berfungsi untuk menemukan penyebab kenapa pasokan elpiji bisa terganggu. Berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya, gangguan pada pasokan disebabkan oleh adanya alih penggunaan elpiji ukuran 3 kg oleh pihak peternakan.
“Dulu pihak yang sering menggunakan elpiji bersubsidi adalah peternakan ayam. Mereka menggunakan elpiji sebagai penghangat ayam brioler yang usianya baru beberapa hari. Namun berkat pendekatan yang kami lalukan, kini jumlahnya berkurang. Sedangkan untuk masalah yang terjadi saat ini, kami belum tahu kenapa pasokannya bisa terganggu,” paparnya.
Dari laporan yang diterima Hiswana Migas, gangguan pasokan gas elpiji ukuran 3 kg di Garut saat ini terjadi di wilayah Kecamatan Karangpawitan. Sementara sekitar dua pekan sebelumnya, gangguan pasokan terjadi di wilayah Kecamatan Cibatu.
“Sementara untuk pasokan elpiji jenis blue gas dan bright gas, pasokannya aman. Untuk wilayah Garut, masing-masing elpiji ini dipasok lebih dari 1.000 tabung,” katanya.
Dia menegaskan agar tidak ada pihak yang bermain dalam pengiriman pasokan elpiji ini. Margin harga jual per tabung nya pun dia sarankan untuk tidak jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp14.350 per tabung.
“Kalau ada yang main-main, menimbun, atau menggunakan elpiji untuk kepentingan industri, akan ditindak tegas. Kami juga menyarankan agar setiap pangkalan tidak menjual elpiji dengan harga yang melewati HET untuk Garut. Sementara untuk pengecer warung-warung, harganya bisa melewati HET asal masih wajar,” tandasnya.
(dmd)