Tahu Lebih Rinci Kualitas Keramik KW

Rabu, 25 Februari 2015 - 12:10 WIB
Tahu Lebih Rinci Kualitas Keramik KW
Tahu Lebih Rinci Kualitas Keramik KW
A A A
Kondisi permukaan serta nat yang bagaimanakah yang bisa menentukan tingkat kualitas keramik? Lalu, apakah keramik KW 1, KW 2, dan KW 3 itu sama dengan keramik palsu?

Pasti Anda sering mendengar istilah KW 1, KW 2, dan KW 3 untuk keramik yang mengacu pada kualitasnya. Umumnya orang tahu bahwa KW 1 adalah yang kondisinya tanpa cela karena lulus uji kualitas atau quality control. Adapun kriteria KW 2 dan KW 3, tidak semua orang paham perbedaannya.

Bahkan, ada yang menyangka kalau keramik KW 2 dan KW 3 itu “aspal” alias asli tapi palsu yang dibuat oleh produsen lain dengan tampilan yang menyerupai aslinya. Memang pada produk-produk lain, misalnya tas atau barang fashionlain, kata KW 2 mengacu pada produk palsu. Namun, tidak demikian halnya dengan keramik. “Sebenarnya anggapan tersebut sangat keliru, baik KW 2 maupun KW 3 itu adalah asli, sama dengan KW 1.

Hanya kualitasnya yang lebih rendah,” sebut Heru Santoso, Marketing Director Niro Granite. Mungkin banyak juga yang mengira bahwa keramik KW 2 dan KW 3 tidak sekuat KW 1. Anggapan ini pun bisa dikatakan tidak benar. “Keramik KW 2 dan KW 3 sama kuat dengan KW 1 karena dibuat secara bersamaan. Sebenarnya KW 2 dan KW 3 itu bisa disebut produk gagal karena tidak lulus quality control,” sebut Heru.

Jadi, bagaimanakah kondisi keramik yang disebut KW 1, KW 2, dan KW 3? Beberapa informasi seputar hal tersebut bisa dibedakan dari proses pembuatan si keramik. Misalkan bagaimana proses pembakaran, selisih harga, dan tanda pada kemasannya. Dalam proses pembakaran keramik, bisa saja terjadi ketidaksempurnaan pada hasil akhirnya sehingga bagian quality control(QC) perusahaan keramik harus membagi kategorinya. Nah yang lulus uji kualitas akan masuk kategori KW 1.

Contoh, pada keramik yang permukaannya mengkilap, terlihat kilapnya merata, natnya rapi atau presisi, dan bebas dari noda yang dapat mengganggu tampilan keramik. Sisa dari proses KW 1 inilah yang sering dikatakan sebagai keramik bermutu KW 2 dan KW 3. Pada KW 2, menurut Heru, kekurangannya sangat samar sehingga sulit dilihat oleh orang awam. “Biasanya tukang yang berpengalaman bisa tahu. Lapisan pada permukaannya kilap tidak merata, terdapat noda berupa corak retak rambut dan bintik hitam atau yang sering dikatakan tahi lalat.

Namun, walau ciri itu tampak, kenyataannya tetap saja selalu sama dengan yang KW 1,” kata Heru. Lalu, bagaimana dengan yang masuk dalam kategori KW 3? Biasanya bisa dilihat dari bentuk nat yang miring dan tidak presisi. Pada permukaannya juga terlihat retak rambut dan noda hitam seperti KW 2. “Selain KW 1, KW 2, dan KW 3, ada juga istilah KW ‘P’ atau kualitas proyek yang kondisinya ada di antara KW 1 dan KW 2,” kata Heru. Biasanya keramik KW 3 kerap dianggap memiliki kualitas “parah”.

Namun, jangan khawatir. Walau demikian kondisinya, keramik ini tetap bisa ditampilkan dengan cantik. Kondisi nat yang tidak presisi dapat disiasati dengan membuat bagiannya lebih lebar, misalnya antara 3 mm sampai 5 mm. Cara lain adalah dengan memasangnya memakai sistem tata bata sehingga natnya tidak sejajar. Beda kualitas, pasti beda juga harganya. Jika dibandingkan dengan KW 1, selisih harga KW 2 per boks sekitar Rp3.000 sampai Rp5.000.

Untuk keramik merek terkenal, sebut saja Roman, selisih harganya mencapai Rp5.000 sampai Rp8.000. Adapun keramik yang KW 3, selisih harga dengan KW 1 bisa Rp3.000 sampai Rp8.000. Biasanya terdapat perbedaan kemasan antara keramik KW 1, KW 2, dan KW 3. Pada kardus KW 1, kemasannya tertulis KW 1 atau ‘A’, sedangkan KW 2 terdapat tambahan sampel KW 2. Untuk keramik KW 3, kardusnya polos sehingga sering tampil tanpa merek.

Aprilia s andyna
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6061 seconds (0.1#10.140)