Pengambilalihan Blok Mahakam Diumumkan Bulan Ini
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pengambilalihan Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur oleh PT Pertamina (persero) diumumkan bulan ini pasca berakhirnya kontrak PT Total E&P Indonesie pada 2017.
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja berharap proposal pengambilalihan Blok Mahakam sudah diserahkan pemerintah hari ini. Maka, pembahasan pengelolaan dapat digelar secepatnya dengan Pertamina.
"Kita harapkan hari ini proposal sudah masuk. Besok ketemu dengan Pertamina bahas kesiapan dan lain-lain," kata dia di Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, opsi kerja sama masih akan melibatkan Total E&P Indonesie. Sementara, Pertamina tetap ditunjuk sebagai operator dan pemegang saham mayoritas. "Dengan Pertamina tetap menggandeng Total maka diharapkan Total juga harus menggandeng Pertamina di luar negeri untuk blok-blok yang dia miliki," terangnya.
Sementara, terkait pembagian jatah, pemerintah berkeinginan dibagi menjadi tiga bagian di antaranya Pertamina, Total dan pemerintah daerah (Pemda). Namun, saat ini masih dalam kajian. "Jadi participating interest (PI) 10% milik pemda. Mereka kan punya konsorsium bank," ungkapnya.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menegaskan, akan segera menyerahkan proposal pengambilalihan pengelolaan Blok Mahakam. "Mudah-mudahan minggu ini kami sudah serahkan setelah seluruh proses internal Pertamina selesai dan seluruh komisaris menyetujui," terangnya.
Dia menuturkan, pengelolaan Blok Mahakam akan meningkatkan produksi migas perseroan secara signifikan. Di samping itu, Pertamina juga siap kerja sama dengan mitra potensial mengelola Blok Mahakam, termasuk dengan Total E&P Indonesie.
Di sisi lain, Pertamina berencana gencar melakukan akuisisi terhadap blok-blok migas di luar negeri setelah harga minyak membaik.
"Sementara saat ini Pertamina akan selektif, Pertamina akan selektif untuk mengelola blok-blok migas yang akan berakhir kontraknya dan memiliki kontribusi cukup besar," terangnya.
Sebagai informasi tahun lalu, Total E&P Indonesie mengestimasi produksi gas dari blok Mahakam sebesar 1,7 miliar kaki kubik per hari (BCF/D) atau sama seperti produksi gas di 2013 yang sebesar 1,76 BCF.
Untuk produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), termasuk kondensat diperkirakan mencapai 63.000 barel per hari (bph) turun dibanding realisasi 2013 sebesar 67.000 bph. Sedangkan manajemen Pertamina sebelumnya mengestimasikan kebutuhan awal untuk melanjutkan operasional Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur mencapai USD1 miliar.
(Baca: Proposal Pengambilalihan Blok Mahakam Diserahkan Pekan Ini)
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja berharap proposal pengambilalihan Blok Mahakam sudah diserahkan pemerintah hari ini. Maka, pembahasan pengelolaan dapat digelar secepatnya dengan Pertamina.
"Kita harapkan hari ini proposal sudah masuk. Besok ketemu dengan Pertamina bahas kesiapan dan lain-lain," kata dia di Jakarta, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, opsi kerja sama masih akan melibatkan Total E&P Indonesie. Sementara, Pertamina tetap ditunjuk sebagai operator dan pemegang saham mayoritas. "Dengan Pertamina tetap menggandeng Total maka diharapkan Total juga harus menggandeng Pertamina di luar negeri untuk blok-blok yang dia miliki," terangnya.
Sementara, terkait pembagian jatah, pemerintah berkeinginan dibagi menjadi tiga bagian di antaranya Pertamina, Total dan pemerintah daerah (Pemda). Namun, saat ini masih dalam kajian. "Jadi participating interest (PI) 10% milik pemda. Mereka kan punya konsorsium bank," ungkapnya.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menegaskan, akan segera menyerahkan proposal pengambilalihan pengelolaan Blok Mahakam. "Mudah-mudahan minggu ini kami sudah serahkan setelah seluruh proses internal Pertamina selesai dan seluruh komisaris menyetujui," terangnya.
Dia menuturkan, pengelolaan Blok Mahakam akan meningkatkan produksi migas perseroan secara signifikan. Di samping itu, Pertamina juga siap kerja sama dengan mitra potensial mengelola Blok Mahakam, termasuk dengan Total E&P Indonesie.
Di sisi lain, Pertamina berencana gencar melakukan akuisisi terhadap blok-blok migas di luar negeri setelah harga minyak membaik.
"Sementara saat ini Pertamina akan selektif, Pertamina akan selektif untuk mengelola blok-blok migas yang akan berakhir kontraknya dan memiliki kontribusi cukup besar," terangnya.
Sebagai informasi tahun lalu, Total E&P Indonesie mengestimasi produksi gas dari blok Mahakam sebesar 1,7 miliar kaki kubik per hari (BCF/D) atau sama seperti produksi gas di 2013 yang sebesar 1,76 BCF.
Untuk produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), termasuk kondensat diperkirakan mencapai 63.000 barel per hari (bph) turun dibanding realisasi 2013 sebesar 67.000 bph. Sedangkan manajemen Pertamina sebelumnya mengestimasikan kebutuhan awal untuk melanjutkan operasional Blok Mahakam di Kutai, Kalimantan Timur mencapai USD1 miliar.
(Baca: Proposal Pengambilalihan Blok Mahakam Diserahkan Pekan Ini)
(izz)