Target Pajak Rp1.400 Triliun Makin Bebani Rakyat

Rabu, 25 Februari 2015 - 18:09 WIB
Target Pajak Rp1.400...
Target Pajak Rp1.400 Triliun Makin Bebani Rakyat
A A A
JAKARTA - Tim Pakar Koalisi Anti Utang (KUA) Kusfiardi ‎mengatakan, beban kenaikan penerimaan pajak yang ditargetkan pemerintah sebagian besar akan ditanggung rakyat.

Seperti diketahui, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 mencatat target penerimaan pajak mencapai Rp1.439 triliun atau naik Rp400 triliun dibanding penerimaan pajak tahun sebelumnya.

‎"Kalau pemerintah baru, indikatornya bisa dilihat melalui APBNP. Pemerintah masih berpihak pada investor. Dalam nota keuangan, penerimaan pajak tidak bertentangan dengan investor, sementara untuk kepentingan rakyat langsung dipangkas‎. Rp1.439 target pajak akan tekan rakyat," katanya dalam Diskusi Kemandirian Bangsa di Kafe Warung Daun, Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Lebih lanjut, dia mengatakan, kenaikan pajak negara yang dipatok pemerintah dalam APBNP 2015 bukan bersumber dari pajak penghasilan (pph), namun melalui pajak pertambahan nilai (ppn) yang menempel pada barang dan jasa.

Selain itu, pemerintah juga menaikkan pajak bumi dan bangunan (PBB) serta penerimaan dari Badan Layanan Umum (BLU) yang disumbang rumah sakit.‎ Di luar itu, pemerintah bahkan ingin mendorong komersialisasi dan privatisasi BUMN.

"Tidak ada arah perubahan kebijakan, dari kebijakan fiskal tidak tercermin. Saya tidak tahu apakah ini disadari atau tidak. Presiden semestinya tahu arah nota keuangan. Rasanya tidak mungkin nota keuangan tidak diverifikasi Presiden. Jadi wajar, kalau kita katakan tidak ada perubahan,"‎ tutur dia.

Kusfiardi mengatakan, semestinya pemerintah bisa meningkatkan penerimaan negara dari pajak melalui‎ pemungutan utang-utang pajak. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan utang-piutang pajak pada 2013 mencapai Rp103 triliun.

Menurutnya, pemerintah juga perlu mengejar tuggakan deviden PT Freeport Indonesia yang mencapai Rp3 triliun. "Belum lagi penerimaan negara yang lain, seperti royalti dan lainnya, apakah sudah dibereskan?" pungkasnya.
(izz)
Berita Terkait
Aksi Menuntut Reformasi...
Aksi Menuntut Reformasi Pegawai Pajak
Negara yang Kaya Tanpa...
Negara yang Kaya Tanpa Memungut Pajak dari Rakyatnya
Diskon Pajak Mobil Baru...
Diskon Pajak Mobil Baru Berlaku Mulai 1 Maret 2021
Pertama di Indonesia,...
Pertama di Indonesia, Pelopor Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Desa Secara Elektronik
Adaro Raih Penghargaan...
Adaro Raih Penghargaan Wajib Pajak
Realisasi Pajak DKI...
Realisasi Pajak DKI Jakarta 2024 Tembus Rp44,46 Triliun
Berita Terkini
Satu Dekade, Lionel...
Satu Dekade, Lionel Group Komit Beri Pelayanan Terbaik ke Pelanggan dan Mitra Bisnis
4 jam yang lalu
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
4 jam yang lalu
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
5 jam yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
5 jam yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
6 jam yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
6 jam yang lalu
Infografis
FBI Tuding Korea Utara...
FBI Tuding Korea Utara Retas Kripto Senilai Rp25 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved