Spekulan Beras Manfaatkan Celah Kebijakan Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Pertanian Khudori mengungkapkan, kebijakan pemerintah mengenai peredaran dan perdagangan beras yang tidak tepat dimanfaatkan spekulan beras. Hal tersebut akhirnya berdampak pada merangkaknya harga beras.
"Sebetulnya spekulasi itu memanfaatkan celah. Munculnya celah karena kebijakan pemerintah yang tidak tepat," ujarnya, dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Dia mengatakan, celah terjadinya spekulasi beras sangat besar dengan kebijakan pemerintah yang seperti sekarang ini. Terpenting, pemerintah harus melakukan upaya mencegah adanya persekongkolan di antara pedagang besar.
"Yang penting kan bagaimana pemerintah mencegah ada persekongkolan di antara pedagang besar, sehingga terjadi kelangkaan semu," imbuhnya.
Menurut Khudori, selama ini proses dari sisi pengadaan, distribusi, hingga beras tersebut sampai ke pedagang di pasar tidak sinkron. "Selain itu, mulai November sampai Desember itu raskin enggak ada, akhirnya 15,5 juta warga miskin akhirnya berburu ke pasar. Itu menambah eskalasi harga," pungkas Khudori.
"Sebetulnya spekulasi itu memanfaatkan celah. Munculnya celah karena kebijakan pemerintah yang tidak tepat," ujarnya, dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya di Waroeng Daun, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).
Dia mengatakan, celah terjadinya spekulasi beras sangat besar dengan kebijakan pemerintah yang seperti sekarang ini. Terpenting, pemerintah harus melakukan upaya mencegah adanya persekongkolan di antara pedagang besar.
"Yang penting kan bagaimana pemerintah mencegah ada persekongkolan di antara pedagang besar, sehingga terjadi kelangkaan semu," imbuhnya.
Menurut Khudori, selama ini proses dari sisi pengadaan, distribusi, hingga beras tersebut sampai ke pedagang di pasar tidak sinkron. "Selain itu, mulai November sampai Desember itu raskin enggak ada, akhirnya 15,5 juta warga miskin akhirnya berburu ke pasar. Itu menambah eskalasi harga," pungkas Khudori.
(dmd)