Australia Awasi Penjualan Properti Ilegal
A
A
A
SYDNEY - Australia memerintahkan pemilik mansion Villa del Mare di Sydney senilai USD31 juta agar segera menjualnya. Pemilik mansion itu ialah Golden Fast Foods Pty, perusahaan yang dimiliki Evergrande Real Estate Group yang terdaftar di Hong Kong.
Langkah Pemerintah Australia ini merupakan upaya pertama memeriksa pembelian perumahan oleh pihak asing di Negeri Kanguru. Pemerintah Australia telah menerapkan kebijakan baru untuk meredam pasar properti dalam negeri yang harganya terus meningkat.
“Villa del Mare dibeli secara ilegal pada November lalu oleh Golden Fast Foods Pty melalui sejumlah perusahaan di Australia, Hong Kong dan British Virgin Islands,” ungkap Menteri Keuangan Australia Joe Hockey dalam pernyataannya, dikutip kantor berita Reuters . Para eksekutif di Golden Fast Food dan Evergrande belum memberikan komentar tentang laporan ini.
Meski demikian, salah satu agen yang terlibat dalam kesepakatan itu, Christie’s International Real Estate, menyatakan bahwa properti itu dibeli oleh perusahaan Australia. Properti di Australia sejak lama menjadi pilihan bagi perusahaan atau orang kaya China, baik secara legal atau ilegal. Investasi asal China itu semakin meningkat pada tahun lalu saat Pemerintah China menggencarkan pemberantasan korupsi di negaranya.
Australia membatasi warga asing membeli properti baru, tapi penyelidikan komite parlemen tahun lalu menemukan banyaknya pelanggaran hukum. Villa del Mare yang memiliki pemandangan Sydney Harbour merupakan properti yang menjadi salah satu incaran pemilik uang asal China.
“Tampaknya mereka menjadikan contoh properti dengan ukuran sebesar ini untuk mengatakan bahwa sangat penting agar aturan diikuti,” papar Nicolette van Wijngaarden, managing director firma penjualan dan penyewaan properti mewah skala global di Unique Estates Australia. Evergrande merupakan pengembang properti terbesar keempat di China berdasarkan penjualannya.
Perusahaan itu dimiliki oleh Hui Ka Yan, pria terkaya ke-15 di China dengan kekayaan bersih sekitar USD6,4 miliar, menurut majalah Forbes . Bulan lalu Australia mengumumkan rencana membebani tambahan biaya bagi warga asing yang membeli properti pemukiman. Pemerintah juga memberlakukan denda pada warga asing yang melanggar aturan investasi asing untuk meredam harga properti yang saat ini terus meroket.
Peningkatan harga properti yang terus menerus itu membuat para pembuat kebijakan harus memutar akal. Harga rumah di Sydney naik 13,7% per tahun pada Februari, menambah tekanan pada bank sentral untuk mencegah spekulasi harga rumah saat suku bunga berada di rekor terendah. Villa del Mare, yang dilengkapi enam kamar tidur, adalah milik seorang entrepreneur asal London. Harga vila ini telah naik dua kali lipat dari 21,5 juta dolar Australia yang dibayarkannya satu dekade lalu untuk properti bergaya Mediterania tersebut.
Syarifudin
Langkah Pemerintah Australia ini merupakan upaya pertama memeriksa pembelian perumahan oleh pihak asing di Negeri Kanguru. Pemerintah Australia telah menerapkan kebijakan baru untuk meredam pasar properti dalam negeri yang harganya terus meningkat.
“Villa del Mare dibeli secara ilegal pada November lalu oleh Golden Fast Foods Pty melalui sejumlah perusahaan di Australia, Hong Kong dan British Virgin Islands,” ungkap Menteri Keuangan Australia Joe Hockey dalam pernyataannya, dikutip kantor berita Reuters . Para eksekutif di Golden Fast Food dan Evergrande belum memberikan komentar tentang laporan ini.
Meski demikian, salah satu agen yang terlibat dalam kesepakatan itu, Christie’s International Real Estate, menyatakan bahwa properti itu dibeli oleh perusahaan Australia. Properti di Australia sejak lama menjadi pilihan bagi perusahaan atau orang kaya China, baik secara legal atau ilegal. Investasi asal China itu semakin meningkat pada tahun lalu saat Pemerintah China menggencarkan pemberantasan korupsi di negaranya.
Australia membatasi warga asing membeli properti baru, tapi penyelidikan komite parlemen tahun lalu menemukan banyaknya pelanggaran hukum. Villa del Mare yang memiliki pemandangan Sydney Harbour merupakan properti yang menjadi salah satu incaran pemilik uang asal China.
“Tampaknya mereka menjadikan contoh properti dengan ukuran sebesar ini untuk mengatakan bahwa sangat penting agar aturan diikuti,” papar Nicolette van Wijngaarden, managing director firma penjualan dan penyewaan properti mewah skala global di Unique Estates Australia. Evergrande merupakan pengembang properti terbesar keempat di China berdasarkan penjualannya.
Perusahaan itu dimiliki oleh Hui Ka Yan, pria terkaya ke-15 di China dengan kekayaan bersih sekitar USD6,4 miliar, menurut majalah Forbes . Bulan lalu Australia mengumumkan rencana membebani tambahan biaya bagi warga asing yang membeli properti pemukiman. Pemerintah juga memberlakukan denda pada warga asing yang melanggar aturan investasi asing untuk meredam harga properti yang saat ini terus meroket.
Peningkatan harga properti yang terus menerus itu membuat para pembuat kebijakan harus memutar akal. Harga rumah di Sydney naik 13,7% per tahun pada Februari, menambah tekanan pada bank sentral untuk mencegah spekulasi harga rumah saat suku bunga berada di rekor terendah. Villa del Mare, yang dilengkapi enam kamar tidur, adalah milik seorang entrepreneur asal London. Harga vila ini telah naik dua kali lipat dari 21,5 juta dolar Australia yang dibayarkannya satu dekade lalu untuk properti bergaya Mediterania tersebut.
Syarifudin
(bbg)