Nyaris Tak Punya Waktu Bersantai
A
A
A
Sejak menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, M Arif Wibowo hampir tak punya waktu untuk bersantai. Bahkan, di akhir 2014 lalu ia mau tidak mau harus membatalkan liburan ke Eropa bersama keluarga karena keburu mendapat informasi bakal menduduki jabatan direktur utama di maskapai pelat merah itu.
“Saya waktu itu sudah merencanakan ambil cuti saat masih di Citilink. Tapi, keburu batal karena diperintah menduduki jabatan baru. Akhirnya, perjalanan ke Eropa bersama keluarga batal saat itu juga,” ujar Arif kepada KORAN SINDO di Jakarta beberapa waktu lalu. Bahkan, dua bulan pertama bisa dibilang hari tersibuk dalam kariernya. Sambil tertawa ia membandingkan, ketika masih menjadi CEO Citilink dan ketika memimpin Garuda.
“Kalau di Citilink, hampir setiap hari saya masih bisa pakai celana jins. Kalau di Garuda, saya merasa tidak enak. Soalnya, pemimpinnya yang jadi panutan, apalagi seringnya bertemu dengan tamu pejabat,” ucap pria yang hobi berolahraga dan nonton film aksi ini. Selama dua bulan pertama di Garuda, Arif nyaris tidak punya waktu banyak untuk berolahraga yang menjalani hobi semasa menjabat CEO Citilink.
“Tapi, sebisa mungkin disempatkan. Meski waktunya mepet-mepet. Bahkan, nonton bersama keluarga, kalau masih sempat saya usahakan,” tandas Arif yang pernah ditugaskan sebagai Senior General Manager Garuda Indonesia untuk Area Japan, Korea, China & USA pada 2005–2008. Arif menyatakan, menjadikan Garuda lebih besar adalah tantangan tersendiri.
Apalagi, pengalamannya selama puluhan tahun menempati jabatan penting di Garuda Indonesia, kemudian pada 2012 memimpin anak usaha Garuda melalui Citilink. “Ini tantangan ya bagi saya. Saya banyak belajar dari pemimpin Garuda Indonesia sebelumnya, terutama Pak Emirsyah yang memperkuat fondasi di Garuda Indonesia. Saya hanya mengembangkan strategi supaya bisa menjadi lebih besar lagi,” tegasnya.
Ichsan amin/Sudarsono
“Saya waktu itu sudah merencanakan ambil cuti saat masih di Citilink. Tapi, keburu batal karena diperintah menduduki jabatan baru. Akhirnya, perjalanan ke Eropa bersama keluarga batal saat itu juga,” ujar Arif kepada KORAN SINDO di Jakarta beberapa waktu lalu. Bahkan, dua bulan pertama bisa dibilang hari tersibuk dalam kariernya. Sambil tertawa ia membandingkan, ketika masih menjadi CEO Citilink dan ketika memimpin Garuda.
“Kalau di Citilink, hampir setiap hari saya masih bisa pakai celana jins. Kalau di Garuda, saya merasa tidak enak. Soalnya, pemimpinnya yang jadi panutan, apalagi seringnya bertemu dengan tamu pejabat,” ucap pria yang hobi berolahraga dan nonton film aksi ini. Selama dua bulan pertama di Garuda, Arif nyaris tidak punya waktu banyak untuk berolahraga yang menjalani hobi semasa menjabat CEO Citilink.
“Tapi, sebisa mungkin disempatkan. Meski waktunya mepet-mepet. Bahkan, nonton bersama keluarga, kalau masih sempat saya usahakan,” tandas Arif yang pernah ditugaskan sebagai Senior General Manager Garuda Indonesia untuk Area Japan, Korea, China & USA pada 2005–2008. Arif menyatakan, menjadikan Garuda lebih besar adalah tantangan tersendiri.
Apalagi, pengalamannya selama puluhan tahun menempati jabatan penting di Garuda Indonesia, kemudian pada 2012 memimpin anak usaha Garuda melalui Citilink. “Ini tantangan ya bagi saya. Saya banyak belajar dari pemimpin Garuda Indonesia sebelumnya, terutama Pak Emirsyah yang memperkuat fondasi di Garuda Indonesia. Saya hanya mengembangkan strategi supaya bisa menjadi lebih besar lagi,” tegasnya.
Ichsan amin/Sudarsono
(bbg)