Dana Turun April, Marwan Ingin Tingkatkan Ekonomi Desa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DPDTT) Marwan Jafar mengatakan, bulan depan dana desa mulai turun. Setiap desa rata-rata akan menerima dana sebesar Rp750 juta yang meliputi dana desa (DD) dari pemerintah pusat dan alokasi dana desa (ADD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
"Kita ingin dana tersebut menjadikan desa lebih produktif, indikasinya kegiatan ekonomi di desa meningkat, masyarakat yang bekerja dan memiliki usaha bertambah, demikian pula pelayanan sosial desa juga makin berkualitas" ujarnya di Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Menurutnya, desa memiliki banyak potensi sumberdaya yang selama ini belum terkelola dengan baik, akibat minimnya dana atau faktor lainnya. Dana desa dapat didayagunakan untuk membiayai pengelolaan sumberdaya tersebut menjadi kegiatan usaha produktif yang menghasilkan manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun penambahan income kas desa.
"Seperti potensi sumberdaya air yang ada di desa, dana desa dapat dimanfaatkan untuk mengelolanya menjadi bisnis air bersih yang bisa memberikan pemasukan bagi kas desa, selain itu juga untuk pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa," terang dia.
Menurutnya, sangat penting adanya upaya peningkatan nilai tambah (add value) terhadap produk yang dihasilkan masyarakat desa. Nilai tambah bisa dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi produksi, pengolahan atau pengemasan modern.
"Jadi, produk yang dijual ke pasar bukan barang hasil panen, tetapi dalam bentuk produk olahan yang sehat, halal dan enak dalam kemasan menarik. Tujuannya agar nilai penjualan yang diterima masyarakat desa lebih meningkat, dibanding misalnya produk dijual secara tradisional dalam bentuk barang hasil panen," jelas Marwan.
Dia mencontohkan, buah-buahan hasil tanaman masyarakat desa seperti pisang. Jika dijual apa adanya, harganya satu tandan paling mahal Rp25 ribu di pasar tradisional. Tapi akan jauh lebih mahal harga jualnya jika diolah menjadi keripik pisang dengan standar kehalalan dan kesehatan yang baik, diperkaya dengan menu rasa yang bervariasi, lalu dikemas secara menarik dengan merek tertentu.
"Produktivitas berbentuk nilai tambah semacam ini yang penting dikembangkan di desa-desa, supaya produk desa lebih dihargai dan meningkat harga jualnya, bisa memberikan penghasilan yang lebih besar bagi masyarakat maupun income kas desa," imbuhnya.
Marwan mengingatkan, aspek dana bukan faktor utama atau satu-satunya dalam proses peningkatan produktivitas maupun nilai tambah. Tapi sifatnya saling memperkuat dengan faktor-faktor lainnya seperti manajemen, teknik produksi, pengolahan dan pengemasan, teknik pembukuan dan pemasaran.
Terutama dan menjadi kuncinya tetap faktor sumberdaya manusia karena manusia yang menjalankan, yang menentukan maju tidaknya suatu kegiatan usaha.
"Karena itu saya selalu mendorong desa untuk serius meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan, juga melalui penyediaan media informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat desa" tandas Menteri Marwan.
"Kita ingin dana tersebut menjadikan desa lebih produktif, indikasinya kegiatan ekonomi di desa meningkat, masyarakat yang bekerja dan memiliki usaha bertambah, demikian pula pelayanan sosial desa juga makin berkualitas" ujarnya di Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Menurutnya, desa memiliki banyak potensi sumberdaya yang selama ini belum terkelola dengan baik, akibat minimnya dana atau faktor lainnya. Dana desa dapat didayagunakan untuk membiayai pengelolaan sumberdaya tersebut menjadi kegiatan usaha produktif yang menghasilkan manfaat nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun penambahan income kas desa.
"Seperti potensi sumberdaya air yang ada di desa, dana desa dapat dimanfaatkan untuk mengelolanya menjadi bisnis air bersih yang bisa memberikan pemasukan bagi kas desa, selain itu juga untuk pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat desa," terang dia.
Menurutnya, sangat penting adanya upaya peningkatan nilai tambah (add value) terhadap produk yang dihasilkan masyarakat desa. Nilai tambah bisa dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi produksi, pengolahan atau pengemasan modern.
"Jadi, produk yang dijual ke pasar bukan barang hasil panen, tetapi dalam bentuk produk olahan yang sehat, halal dan enak dalam kemasan menarik. Tujuannya agar nilai penjualan yang diterima masyarakat desa lebih meningkat, dibanding misalnya produk dijual secara tradisional dalam bentuk barang hasil panen," jelas Marwan.
Dia mencontohkan, buah-buahan hasil tanaman masyarakat desa seperti pisang. Jika dijual apa adanya, harganya satu tandan paling mahal Rp25 ribu di pasar tradisional. Tapi akan jauh lebih mahal harga jualnya jika diolah menjadi keripik pisang dengan standar kehalalan dan kesehatan yang baik, diperkaya dengan menu rasa yang bervariasi, lalu dikemas secara menarik dengan merek tertentu.
"Produktivitas berbentuk nilai tambah semacam ini yang penting dikembangkan di desa-desa, supaya produk desa lebih dihargai dan meningkat harga jualnya, bisa memberikan penghasilan yang lebih besar bagi masyarakat maupun income kas desa," imbuhnya.
Marwan mengingatkan, aspek dana bukan faktor utama atau satu-satunya dalam proses peningkatan produktivitas maupun nilai tambah. Tapi sifatnya saling memperkuat dengan faktor-faktor lainnya seperti manajemen, teknik produksi, pengolahan dan pengemasan, teknik pembukuan dan pemasaran.
Terutama dan menjadi kuncinya tetap faktor sumberdaya manusia karena manusia yang menjalankan, yang menentukan maju tidaknya suatu kegiatan usaha.
"Karena itu saya selalu mendorong desa untuk serius meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan-pelatihan, juga melalui penyediaan media informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat desa" tandas Menteri Marwan.
(izz)