Industri Tekstil Santai Hadapi Kenaikan BBM dan Elpiji

Senin, 09 Maret 2015 - 11:51 WIB
Industri Tekstil Santai...
Industri Tekstil Santai Hadapi Kenaikan BBM dan Elpiji
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengungkapkan, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 12 kg dalam waktu besamaan tidak terlalu dirasakan oleh industri tekstil. Pasalnya, sudah sejak 2006 industri pertekstilan tidak lagi menggunakan bahan bakar primadona tersebut.

"Ya pengaruhnya kecil, enggak begitu besar. Kita sudah enggak menggunakan BBM industri sejak 2006, jadi sudah biasa. Kita sekarang mengunakan batu bara, tidak menggunakan BBM atau gas," ucapnya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (9/3/2015).

Kendati demikian, Ade mempertanyakan komitmen pemerintah untuk memajukan perekonomian Indonesia, namun harga jual gas dalam negeri lebih mahal dibanding harga gas yang diekspor ke luar negeri.

"Katanya kita sumber gas dunia, tapi kok (harganya) lebih mahal dari (gas) yang kita jual ke luar negeri. Rasa-rasanya menguntungkan luar negeri, menyengsarakan dalam neger," imbuh dia.

Sebab itu, kata dia, perlu ada pembenahan dalam perlakuan energi di Indonesia. Sebab secara keseluruhan, energi merupakan tulang punggung pembangunan Indonesia.

"Karena energi tulang punggung pembangunan secara keseluruhan, kalau energi enggak beres, ya enggak bereslah pembangunan kita," pungkas Ade.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7698 seconds (0.1#10.140)