Penyaluran Kredit Perbankan di Januari Rp3.662,6 T
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan pada Januari 2015 sebesar Rp3.662,6 triliun, tumbuh 11,4% (year on year/yoy) atau relatif stabil dengan posisi Desember 2014.
Pertumbuhan kredit yang relatif tetap tersebut dipengaruhi oleh perlambatan penyaluran kredit untuk jenis penggunaan konsumsi dan modal kerja (KMK), yang terjadi bersamaan dengan peningkatan kredit investasi (KI).
"Perkembangan kredit tersebut sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Senin (9/3/2015).
Dia melanjutkan, peningkatan penyaluran KI terjadi kepada sektor industri pengolahan yang posisinya tercatat sebesar Rp186,6 triliun atau tumbuh 23,6% (yoy) dibandingkan Desember 2014 (22,3% secara yoy).
Di sisi lain, KMK yang diberikan kepada sektor industri pengolahan tercatat sebesar Rp464,3 triliun atau melambat dari 11,1% (yoy) di Desember 2014 menjadi 10,7% (yoy) pada Januari 2015.
Menurutnya, perlambatan penyaluran KMK tersebut diindikasi sejalan dengan masih relatif rendahnya aktivitas produksi di awal tahun.
Selain itu, lanjut dia, perlambatan penyaluran KMK juga terjadi pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan yang tercatat sebesar Rp204 triliun atau tumbuh 12% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2014 (13,6%).
Sementara perlambatan KK terutama terjadi pada KPR/KPA dan kredit kendaraan bermotor (KKB), yang masing-masing tumbuh 12,6% (yoy) dan 13,9% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2014 (12,8% dan 17,8%).
"Perlambatan KMK yang diberikan kepada sektor real estate dan KK berupa KPR/KPA selanjutnya berdampak pada perkembangan penyaluran kredit properti pada Januari 2015, yang tercatat sebesar Rp545,6 triliun atau tumbuh 16,7% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2014 (17,3% yoy)," jelas dia.
Pertumbuhan kredit yang relatif tetap tersebut dipengaruhi oleh perlambatan penyaluran kredit untuk jenis penggunaan konsumsi dan modal kerja (KMK), yang terjadi bersamaan dengan peningkatan kredit investasi (KI).
"Perkembangan kredit tersebut sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Senin (9/3/2015).
Dia melanjutkan, peningkatan penyaluran KI terjadi kepada sektor industri pengolahan yang posisinya tercatat sebesar Rp186,6 triliun atau tumbuh 23,6% (yoy) dibandingkan Desember 2014 (22,3% secara yoy).
Di sisi lain, KMK yang diberikan kepada sektor industri pengolahan tercatat sebesar Rp464,3 triliun atau melambat dari 11,1% (yoy) di Desember 2014 menjadi 10,7% (yoy) pada Januari 2015.
Menurutnya, perlambatan penyaluran KMK tersebut diindikasi sejalan dengan masih relatif rendahnya aktivitas produksi di awal tahun.
Selain itu, lanjut dia, perlambatan penyaluran KMK juga terjadi pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan yang tercatat sebesar Rp204 triliun atau tumbuh 12% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2014 (13,6%).
Sementara perlambatan KK terutama terjadi pada KPR/KPA dan kredit kendaraan bermotor (KKB), yang masing-masing tumbuh 12,6% (yoy) dan 13,9% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2014 (12,8% dan 17,8%).
"Perlambatan KMK yang diberikan kepada sektor real estate dan KK berupa KPR/KPA selanjutnya berdampak pada perkembangan penyaluran kredit properti pada Januari 2015, yang tercatat sebesar Rp545,6 triliun atau tumbuh 16,7% (yoy), melambat dibandingkan Desember 2014 (17,3% yoy)," jelas dia.
(rna)