Dolar Menguat, Transaksi Inacraft Ditarget Naik 20%

Selasa, 10 Maret 2015 - 09:54 WIB
Dolar Menguat, Transaksi...
Dolar Menguat, Transaksi Inacraft Ditarget Naik 20%
A A A
JAKARTA - Momentum penguatan dolar AS diharapkan bisa menggenjot transaksi pembelian oleh para pembeli asing yang akan datang di ajang International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2015.

Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (Asephi) Thamrin Bustami mengatakan, transaksi di ajang pameran tahunan Inacraft senantiasa meningkat rata-rata 10% setiap tahunnya.

Seiring momen penguatan dolar AS terhadap rupiah, Thamrin berharap lebih banyak lagi pembeli (buyer ) asing yang datang ke ajang yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 8-12 April 2015 itu. “Penguatan dolar AS ini bisa mendorong transaksi, di mana pengunjung atau buyer dari luar negeri yang bawa dolar tunai kan bisa belanja lebih banyak di sini,” ujarnya di sela-sela jumpa pers Inacraft 2015 di Jakarta kemarin.

Menurut Thamrin, berdasar pengalaman penyelenggaraan Inacraft pertama kali tahun 1999, di mana saat itu juga dolar masih menguat pascakrisis 1998, banyak pembeli asing yang datang untuk mencari barang kerajinan. Hal yang sama kemungkinan terjadi kali ini. “Karena itu, omzet pameran diharapkan naik. Kalau dulu kenaikannya 10%, mudah-mudahan kali ini bisa 20%,” sebutnya.

Sebagai catatan, penyelenggaraan Inacraft sebelumnya berhasil membukukan omset sekitar Rp115 miliar, dengan transaksi luar negeri hampir USD10 juta. Para pembeli asing umumnya datang dari AS, Eropa, Jepang, Australia, Spanyol, Prancis. “Pasar terbanyak kerajinan kita itu AS dan Eropa. Untuk kawasan Asia (pasar) yang terbanyak berasal dari Jepang dan Singapura,” sebutnya.

Thamrin menambahkan, melemahnya rupiah terhadap dolar AS semestinya bisa menggenjot volume dan nilai ekspor kerajinan Indonesia. Terlebih sebagian besar bahan baku kerajinan Indonesia berasal dari dalam negeri sendiri dan tidak tergantung impor sehingga tidak terpengaruh mahalnya dolar AS.

Inda susanti
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5551 seconds (0.1#10.140)