Hilirisasi Diharapkan Tak Hambat Ekspor Rumput Laut
A
A
A
JAKARTA - Indonesia diharapkan melakukan langkah strategis dalam pengembangan dan penguatan lapis-lapis ekonomi dari hulu ke hilir dengan tetap memperhatikan daya serap indutri dalam negeri dan permintaan industri luar negeri.
"Dengan keberhasilan Indonesia dalam berbagai program pengembangan budidaya rumput laut baik secara kolaboratif dan partisipatif oleh kementerian dan lembaga negara lainnya serta upaya Pemda yang menjadikan komoditi ini menjadi unggulan," ujar Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Maka, terdapat beberapa hal strategis yang perlu dilakukan. Di antaranya menyusun Roadmap Pengembangan Usaha Rumput Laut di Indonesia bersama seluruh pemangku kepentingan terkait. "Kami ingin semuanya terarah, kegiatan hulu hilir lebih baik dan selaras," kata dia.
Pihaknya akan mendorong tumbuh kembangnya hilirisasi menuju tercapainya peningkatan nilai tambah, mendorong dan memediasi pemanfaatan dan penggunaannya kepada industri produk jadi tanpa menghambat pemasaran ekspor bahan baku rumput laut.
Menurut Safari, kelancaran pemasaran hasil produksi petani rumput laut perlu terus dibangun dengan memperkuat hubungan usaha antara petani, eksportir dan industri rumput laut baik dalam maupun luar negeri.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menyatakan dukungannya terhadap ekspor bahan baku rumput laut tanpa mengesampingkan kebutuhan industri dalam negeri.
"“Rumput laut Indonesia produksinya cukup banyak, bila bisa mengekspornya kenapa harus ditahan dan dihambat? Kebutuhan industri lokal penyerapannya masih kecil sehingga masih bisa terpenuhi," ujar Yugi.
Pelarangan ekspor efeknya akan meluas ke sektor tenaga kerja dan berkurangnya pendapatan petani dan masyarakat. Untuk mencapai program hilirisasi rumput laut, pertukaran informasi di antara negara-negara, alih teknologi serta investasi harus diperhatikan dengan serius.
Senada dengan Safari, dia juga mengatakan bahwa peta jalan rumput laut harus segera dibuat sebagai acuan semua pihak untuk mengembangkan hilirisasi komoditas rumput laut.
"Kami juga berkomitmen untuk memediasi dan memfasilitasi kredit atau pembiayaan dengan lembaga perbankan dan pembiayaan secara inklusif pada sektor rumput laut dengan mengoptimalkan program kerja sama Kadin Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," pungkasnya.
"Dengan keberhasilan Indonesia dalam berbagai program pengembangan budidaya rumput laut baik secara kolaboratif dan partisipatif oleh kementerian dan lembaga negara lainnya serta upaya Pemda yang menjadikan komoditi ini menjadi unggulan," ujar Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Maka, terdapat beberapa hal strategis yang perlu dilakukan. Di antaranya menyusun Roadmap Pengembangan Usaha Rumput Laut di Indonesia bersama seluruh pemangku kepentingan terkait. "Kami ingin semuanya terarah, kegiatan hulu hilir lebih baik dan selaras," kata dia.
Pihaknya akan mendorong tumbuh kembangnya hilirisasi menuju tercapainya peningkatan nilai tambah, mendorong dan memediasi pemanfaatan dan penggunaannya kepada industri produk jadi tanpa menghambat pemasaran ekspor bahan baku rumput laut.
Menurut Safari, kelancaran pemasaran hasil produksi petani rumput laut perlu terus dibangun dengan memperkuat hubungan usaha antara petani, eksportir dan industri rumput laut baik dalam maupun luar negeri.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto menyatakan dukungannya terhadap ekspor bahan baku rumput laut tanpa mengesampingkan kebutuhan industri dalam negeri.
"“Rumput laut Indonesia produksinya cukup banyak, bila bisa mengekspornya kenapa harus ditahan dan dihambat? Kebutuhan industri lokal penyerapannya masih kecil sehingga masih bisa terpenuhi," ujar Yugi.
Pelarangan ekspor efeknya akan meluas ke sektor tenaga kerja dan berkurangnya pendapatan petani dan masyarakat. Untuk mencapai program hilirisasi rumput laut, pertukaran informasi di antara negara-negara, alih teknologi serta investasi harus diperhatikan dengan serius.
Senada dengan Safari, dia juga mengatakan bahwa peta jalan rumput laut harus segera dibuat sebagai acuan semua pihak untuk mengembangkan hilirisasi komoditas rumput laut.
"Kami juga berkomitmen untuk memediasi dan memfasilitasi kredit atau pembiayaan dengan lembaga perbankan dan pembiayaan secara inklusif pada sektor rumput laut dengan mengoptimalkan program kerja sama Kadin Indonesia dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," pungkasnya.
(izz)