Indonesia Perlu Belajar Pariwisata ke Thailand

Jum'at, 20 Maret 2015 - 11:09 WIB
Indonesia Perlu Belajar Pariwisata ke Thailand
Indonesia Perlu Belajar Pariwisata ke Thailand
A A A
BANDUNG - Chairman Association of the Indonesian Tours Travel Agencies (ASITA) Jabar, Budijanto Ardiansjah mengatakan Indonesia perlu belajar pariwisata ke Thailand agar sektor ini tumbuh pesat.

Pemerintah Indonesia saat ini memang tengah gencar untuk menggejot pertumbuhan pariwisata. Saat ini Indonesia hanya mampu menjaring sekitar 9-10 juta wisatawan per tahu. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia yang mampu menjaring 26 juta wisatawan, dan Thailand yang mampu menjaring 25 juta wisatawan.

Pada kenyataannya jumlah destinasi wisata kedua negara tersebut masih kalah dibanding Indonesia yang seluruh kota/kabupaten di 34 Provinsi memiliki potensi wisata.

"Dua negara Malaysia dan Thailand itu nomor satu dan dua untuk masalah wisatanya untuk di Asia. Sedangkan Indonesia masih kalah jauh," jelasnya di Bandung, Jumat (20/3/2015).

Bahkan, kata dia, target Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 20 juta wisatawan pada 2019 masih kalah jauh dibanding Malaysia dan Thailand. Padahaln, potensi wisata di Indonesia tak berbeda jauh denan Thailand, namun masih banyak hal yang mesti dipelajari dan dtitiru Indonesia.

"Mereka (Thailand) itu serius mengelola paket-paket wisatanya agar bisa menarik," kata Budijanto.

Selain itu, semua elemen di Thailand mulai dari pemerintah, swasta, pengusaha, dan masyarakat sudah menyadari jika pariwisata adalah mata pencaharian utama. Maka semua elemen saling bahu membahu untuk menopang pariwisata di Thailand.

Budi mencontohkan, pariwisata di Thailand bisa murah karena bus yang digunakan perusahaan travel kebanyakan milik pengusaha wisatawan. "Jadi mereka boleh memakai bus itu gratis asalkan wisatawan diajak ke tempat mereka. Jadi saling berkesinambungan semuanya," ungkap dia.

Meski demikian, pihaknya menyadari ada banyak perbedaan antara pemerintah Indonesia dan Thailand. "Tapi memang di kita (Indonesia) itu banyak batasan. Kalau di sana (Thailand) semua bisa dijadikan objek wisata," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7062 seconds (0.1#10.140)