Idealnya, Proyek Listrik 35.000 MW Selesai 2020
A
A
A
JAKARTA - Dewan Penasehat Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Herman Darnel Ibrahim mengatakan, idealnya proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) bakal selesai pada 2020.
Sementara pemerintah menargetkan proyek tersebut akan rampung pada 2019. Terkait terget tersebut, pemerintah diminta jangan terburu-buru demi mengejar selesainya periode pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Kalau yang paling ideal itu, ya seyogyannya (selesai) di 2020," kata Herman dalam diskusi "Energi Kita" di Jakarta, Minggu (22/3/2015).
Selain itu, dia menambahkan, proses pembangunan pembangkit listrik yang memakan waktu cukup lama dan kondisi politik dalam negeri yang tengah tidak kondusif menambah kendala terealisasinya megaproyek tersebut.
"Untuk menyelesaikan pembangunan PLTU saja butuh waktu empat tahun. Itu juga belum termasuk mencari uangnya, tendernya terus kontraknya. Tidak mungkin selesai tahun 2019," tuturnya.
Jika semuanya terhambat di masalah politik, Herman mengatakan, pembangkit tersebut tidak akan terealisasi. Sementara, ekonomi dan permintaan listrik akan terus meningkat.
Untuk diketahui, guna merealisasikan megaproyek tersebut, Jokowi berencana membangun PLTU batu bara mulut tambang. Nantinya, batu bara dengan kalori rendah bakal dimanfaatkan untuk pembangkit mulut tambang untuk menghasilkan listrik.
Pembangunan PLTU mulut tambang dinilai akan mengefisienkan ongkos distribusi dan meningkatkan ekonomi daerah.
Sementara pemerintah menargetkan proyek tersebut akan rampung pada 2019. Terkait terget tersebut, pemerintah diminta jangan terburu-buru demi mengejar selesainya periode pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Kalau yang paling ideal itu, ya seyogyannya (selesai) di 2020," kata Herman dalam diskusi "Energi Kita" di Jakarta, Minggu (22/3/2015).
Selain itu, dia menambahkan, proses pembangunan pembangkit listrik yang memakan waktu cukup lama dan kondisi politik dalam negeri yang tengah tidak kondusif menambah kendala terealisasinya megaproyek tersebut.
"Untuk menyelesaikan pembangunan PLTU saja butuh waktu empat tahun. Itu juga belum termasuk mencari uangnya, tendernya terus kontraknya. Tidak mungkin selesai tahun 2019," tuturnya.
Jika semuanya terhambat di masalah politik, Herman mengatakan, pembangkit tersebut tidak akan terealisasi. Sementara, ekonomi dan permintaan listrik akan terus meningkat.
Untuk diketahui, guna merealisasikan megaproyek tersebut, Jokowi berencana membangun PLTU batu bara mulut tambang. Nantinya, batu bara dengan kalori rendah bakal dimanfaatkan untuk pembangkit mulut tambang untuk menghasilkan listrik.
Pembangunan PLTU mulut tambang dinilai akan mengefisienkan ongkos distribusi dan meningkatkan ekonomi daerah.
(rna)