Penjualan Multipolar Technology Naik 30,6%
A
A
A
JAKARTA - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) dan entitas anak sepanjang tahun lalu berhasil membukukan penjualan bersih dan pendapatan jasa sebesar Rp1,97 triliun atau naik 30,6% dari Rp1,50 triliun pada tahun 2013.
Peningkatan ini berasal dari penjualan perangkat keras serta bertumbuhnya penjualan solusi dan jasa, termasuk managed services oleh perseroan dan anak usaha perseroan.
"Dengan peningkatan tersebut, laba kotor konsolidasi perseroan juga meningkat 16,3% dari Rp171,58 miliar menjadi Rp199,63 miliar, dan laba bersih konsolidasi naik 28,1% dari Rp52,86 miliar menjadi Rp67,70 miliar," kata Presiden Direktur Mulitipolar Technology Wahyudi Chandra dalam rilisnya, Selasa (24/3/2015).
Sementara laba yang diatribusikan pada entitas Induk meningkat 26,0% menjadi Rp71,43 miliar dari Rp56,70 miliar, sehingga laba/saham juga turut naik dari Rp34/saham menjadi Rp38/saham.
Dia melanjutkan, 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi para pelaku usaha di Indonesia, termasuk di bidang teknologi informasi (TI).
Banyak institusi yang menunda belanja TI-nya sementara menunggu hasil pemilihan umum (pemilu), ditambah lagi dengan fluktuasi nilai tukar dolar AS (USD) terhadap rupiah. Namun demikian, perseroan berhasil menembus tantangan tersebut dengan menyajikan kinerja yang meningkat.
“Perseroan berkomitmen terus memberikan solusi dan layanan terbaik yang berfokus pada kebutuhan pengembangan bisnis pelanggan," tuturnya.
Peningkatan ini berasal dari penjualan perangkat keras serta bertumbuhnya penjualan solusi dan jasa, termasuk managed services oleh perseroan dan anak usaha perseroan.
"Dengan peningkatan tersebut, laba kotor konsolidasi perseroan juga meningkat 16,3% dari Rp171,58 miliar menjadi Rp199,63 miliar, dan laba bersih konsolidasi naik 28,1% dari Rp52,86 miliar menjadi Rp67,70 miliar," kata Presiden Direktur Mulitipolar Technology Wahyudi Chandra dalam rilisnya, Selasa (24/3/2015).
Sementara laba yang diatribusikan pada entitas Induk meningkat 26,0% menjadi Rp71,43 miliar dari Rp56,70 miliar, sehingga laba/saham juga turut naik dari Rp34/saham menjadi Rp38/saham.
Dia melanjutkan, 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi para pelaku usaha di Indonesia, termasuk di bidang teknologi informasi (TI).
Banyak institusi yang menunda belanja TI-nya sementara menunggu hasil pemilihan umum (pemilu), ditambah lagi dengan fluktuasi nilai tukar dolar AS (USD) terhadap rupiah. Namun demikian, perseroan berhasil menembus tantangan tersebut dengan menyajikan kinerja yang meningkat.
“Perseroan berkomitmen terus memberikan solusi dan layanan terbaik yang berfokus pada kebutuhan pengembangan bisnis pelanggan," tuturnya.
(rna)