Dari Hobi Kebab Kebudd Raup Omzet Rp180 Juta/Bulan
A
A
A
APAPUN kegiatan bila dilakukan dengan dasar senang dan menyukai aktivitas tersebut tidak akan terasa berat. Berbagai ide dan kreativitas pun mengalir.
Hal ini yang dilakukan Mukhamad Annaviq dalam membangun usaha Kebab Kebudd. Dia menuturkan, usahanya dibangun berawal dari hobi makan kebab pada tiga tahun lalu, tepatnya Februari 2012. Konsep yang dibuat bekerja sama dengan temannya.
"Mulai tiga tahun lalu Februari 2012. Ide dari hobi makan kebab. Konsep sebenarnya partner saya yang pegang, saya pegang pemasaran dan penjualan," ujarnya kepada Sindonews, Jumat (3/4/2015).
Konsep yang ditawarkan adalah konsumen dapat membeli kebab tanpa harus keluar dari ruangan, yakni melalui sistem delivery. Kini, dia sudah melayani pelanggan di 14 kota.
"Konsep kita menawarkan kebab yang bisa dimakan cepat, tidak perlu keluar rumah, keluar kantor, bisa dikirim (delivery) lewat telepon, pesan singkat (SMS) atau BBM. Minimum order bebas, satu pack saja boleh," ungkap Mukhamad.
Dia menyebutkan modal awal dalam membangun usaha ini sebesar Rp20 juta. Dia juga sempat membuka outlet di mal. Namun, karena pangsa pasar tidak pas akhirnya ditutup.
Mukhamad mengatakan omzet yang didapat pada awal usaha Rp10 juta/bulan. Seiring dengan waktu dan inovasi, saat ini sudah mencapai Rp180 juta/bulan.
Harga kebab yang ditawarkan mulai dari Rp45 ribu dengan tujuh macam menu. Terlaris adalah kebab isi durian, beef premium, serta beef original.
"Range harga kebab Rp45-60 ribu per satu pak, isinya enam, ukurannya satu 10 cm. Paling mahal durian Rp60 ribu. Penjualan per minggu 1.000 pack di seluruh wilayah," kata pemenang Business Plan Oneintwenty Movement kategori Food and Beverage Kota Surabaya, yang saat ini bersaing dengan 38 UMKM dari delapan kota dalam Pitching Business Plan.
Adapun kota yang sudah dirambah berada di tiga pulau, yakni Jawa, Bali, dan Kalimantan. Agen yang bermitra didominasi oleh kaum hawa terutama ibu-ibu.
Ke depan, dia akan membuka outlet baru di Jakarta Selatan, melengkapi yang sudah ada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Jika masyarakat di wilayah Jakarta ingin bermitra dengannya cukup mengeluarkan deposit awal sebesar Rp14 juta.
Di sisi lain, sistem delivery dipilih Mukhamad untuk menyiasati persaingan bisnis kebab. Target tahun ini diharapkan dapat mengantongi omzet Rp200 juta per bulan, serta setiap bulan membuka satu agen baru.
"Kita sengaja bentuknya tidak outlet. Kalau outlet kalah sama pemain besar, seperti Kebab Baba Raffi. Makanya fokus ke online, ada kantor, kalau mau datang bisa," pungkasnya.
Hal ini yang dilakukan Mukhamad Annaviq dalam membangun usaha Kebab Kebudd. Dia menuturkan, usahanya dibangun berawal dari hobi makan kebab pada tiga tahun lalu, tepatnya Februari 2012. Konsep yang dibuat bekerja sama dengan temannya.
"Mulai tiga tahun lalu Februari 2012. Ide dari hobi makan kebab. Konsep sebenarnya partner saya yang pegang, saya pegang pemasaran dan penjualan," ujarnya kepada Sindonews, Jumat (3/4/2015).
Konsep yang ditawarkan adalah konsumen dapat membeli kebab tanpa harus keluar dari ruangan, yakni melalui sistem delivery. Kini, dia sudah melayani pelanggan di 14 kota.
"Konsep kita menawarkan kebab yang bisa dimakan cepat, tidak perlu keluar rumah, keluar kantor, bisa dikirim (delivery) lewat telepon, pesan singkat (SMS) atau BBM. Minimum order bebas, satu pack saja boleh," ungkap Mukhamad.
Dia menyebutkan modal awal dalam membangun usaha ini sebesar Rp20 juta. Dia juga sempat membuka outlet di mal. Namun, karena pangsa pasar tidak pas akhirnya ditutup.
Mukhamad mengatakan omzet yang didapat pada awal usaha Rp10 juta/bulan. Seiring dengan waktu dan inovasi, saat ini sudah mencapai Rp180 juta/bulan.
Harga kebab yang ditawarkan mulai dari Rp45 ribu dengan tujuh macam menu. Terlaris adalah kebab isi durian, beef premium, serta beef original.
"Range harga kebab Rp45-60 ribu per satu pak, isinya enam, ukurannya satu 10 cm. Paling mahal durian Rp60 ribu. Penjualan per minggu 1.000 pack di seluruh wilayah," kata pemenang Business Plan Oneintwenty Movement kategori Food and Beverage Kota Surabaya, yang saat ini bersaing dengan 38 UMKM dari delapan kota dalam Pitching Business Plan.
Adapun kota yang sudah dirambah berada di tiga pulau, yakni Jawa, Bali, dan Kalimantan. Agen yang bermitra didominasi oleh kaum hawa terutama ibu-ibu.
Ke depan, dia akan membuka outlet baru di Jakarta Selatan, melengkapi yang sudah ada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Jika masyarakat di wilayah Jakarta ingin bermitra dengannya cukup mengeluarkan deposit awal sebesar Rp14 juta.
Di sisi lain, sistem delivery dipilih Mukhamad untuk menyiasati persaingan bisnis kebab. Target tahun ini diharapkan dapat mengantongi omzet Rp200 juta per bulan, serta setiap bulan membuka satu agen baru.
"Kita sengaja bentuknya tidak outlet. Kalau outlet kalah sama pemain besar, seperti Kebab Baba Raffi. Makanya fokus ke online, ada kantor, kalau mau datang bisa," pungkasnya.
(dmd)