Mentan Janji Jadikan Jeneponto Sentra Produksi Jagung
A
A
A
JENEPONTO - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaeman Amran berjanji akan mengupayakan Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk bisa menjadi sentra produksi jagung lebih besar lagi, dan bisa bersaing dengan daerah lain.
Hal itu dia utarakan saat melakukan panen raya jagung dan penanaman perdana program GP-PTT 2015 di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sabtu (4/4/2015).
"Selama ini yang banyak dicari selalu yang impor, termasuk jagung. Kedepannya, kalau bisa yang dicari nantinya yaitu jagung Jeneponto. Karena kita segera memasuki era pasar bebas, jagung Jeneponto harus bisa bersaing," tuturnya seperti dalam rilis di Jakarta, Minggu (5/4/2015).
Amran berjanji, akan memberikan perhatian khusus untuk kemajuan pertanian di Sulsel yang merupakan salah satu tulang punggung hasil pertanian Indonesia selain Jawa Timur.
“Saya mengapresiasi segala upaya Anggota DPR RI Komisi IV asal Sulawesi Selatan Titha Yasin Limpo dan Hamka Kady serta yang lainnya, yang telah berjuang memfasilitasi Jeneponto untuk bantuan pertanian di daerah ini,” imbuh dia.
Sebagai gambaran, untuk produksi jagung di Kabupaten Jeneponto setelah menggunakan benih unggul NK 212, maka mampu menghasilkan rata-rata enam ton per hektare (ha) dari tiga ton per ha.
“Kita memberikan bantuan benih jagung 450 ton. Insya Allah kalau kurang kita akan tambah. Kita akan menjadikan Jeneponto sebagai sentra produksi jagung secara nasional bukan hanya Sulawesi Selatan,” tegas Amran.
Hanya saja, lanjut dia, peningkatan produksi jagung itu belum diikuti dengan kenaikan harga di tingkat petani. Hal itulah yang dikeluhkan para petani jagung selama ini.
Sebab itu, dia meminta Bulog untuk menjaga harga jagung tetap stabil seperti halnya pada hasil pertanian kedelai.
"Karena sekarang ada Komisaris Bulog yang hadir, saya sampaikan langsung agar Bulog bisa turut andil untuk menjaga agar harga jagung tetap stabil seperti yang diharapkan petani. Karena dengan begini, para petani jadi lebih bergairah menanam dan produksi akan terus meningkat," pungkas Amran.
Hal itu dia utarakan saat melakukan panen raya jagung dan penanaman perdana program GP-PTT 2015 di Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sabtu (4/4/2015).
"Selama ini yang banyak dicari selalu yang impor, termasuk jagung. Kedepannya, kalau bisa yang dicari nantinya yaitu jagung Jeneponto. Karena kita segera memasuki era pasar bebas, jagung Jeneponto harus bisa bersaing," tuturnya seperti dalam rilis di Jakarta, Minggu (5/4/2015).
Amran berjanji, akan memberikan perhatian khusus untuk kemajuan pertanian di Sulsel yang merupakan salah satu tulang punggung hasil pertanian Indonesia selain Jawa Timur.
“Saya mengapresiasi segala upaya Anggota DPR RI Komisi IV asal Sulawesi Selatan Titha Yasin Limpo dan Hamka Kady serta yang lainnya, yang telah berjuang memfasilitasi Jeneponto untuk bantuan pertanian di daerah ini,” imbuh dia.
Sebagai gambaran, untuk produksi jagung di Kabupaten Jeneponto setelah menggunakan benih unggul NK 212, maka mampu menghasilkan rata-rata enam ton per hektare (ha) dari tiga ton per ha.
“Kita memberikan bantuan benih jagung 450 ton. Insya Allah kalau kurang kita akan tambah. Kita akan menjadikan Jeneponto sebagai sentra produksi jagung secara nasional bukan hanya Sulawesi Selatan,” tegas Amran.
Hanya saja, lanjut dia, peningkatan produksi jagung itu belum diikuti dengan kenaikan harga di tingkat petani. Hal itulah yang dikeluhkan para petani jagung selama ini.
Sebab itu, dia meminta Bulog untuk menjaga harga jagung tetap stabil seperti halnya pada hasil pertanian kedelai.
"Karena sekarang ada Komisaris Bulog yang hadir, saya sampaikan langsung agar Bulog bisa turut andil untuk menjaga agar harga jagung tetap stabil seperti yang diharapkan petani. Karena dengan begini, para petani jadi lebih bergairah menanam dan produksi akan terus meningkat," pungkas Amran.
(izz)