Kondisi Ekonomi Tak Jelas Penjualan Rumah Sederhana Lesu

Rabu, 08 April 2015 - 06:12 WIB
Kondisi Ekonomi Tak Jelas Penjualan Rumah Sederhana Lesu
Kondisi Ekonomi Tak Jelas Penjualan Rumah Sederhana Lesu
A A A
SEMARANG - Kondisi ekonomi makro yang belum menentu berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Hal ini berimbas pada pasar rumah sederhana, termasuk perumahan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan).

Situasi tersebut membuat pengembang perumahan menengah-bawah lesu. Mereka kesulitan mendongkrak penjualan.

"Kondisi ekonomi sangat berpengaruh terhadap penjualan rumah, khususnya rumah-rumah kecil. Kalau rumah besar tidak berpengaruh,” ujar Wakil Ketua DPD REI Jateng Bidang Perumahan Rakyat, Andi Kurniawan di sela-sela penutupan REI Expo, Selasa (7/4/2015).

Karena itu, REI Jateng sangat mendorong rencana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang akan menurunkan uang muka untuk pembelian rumah subsidi menjadi 1% dan suku bunga 5% dengan masa waktu KPR sampai 30 tahun.

Atas kebijakan tersebut, REI optimistis mampu meningkatkan daya beli masyarakat, di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang tidak menentu.

Menurut Andi, jika kebijakan tersebut disahkan, penjualan rumah dengan FLPP akan menggeliat. Tahun ini, REI Jateng menargetkan khusus untuk rumah FLPP sebanyak 10.000 unit.

Berdasarkan data yang dihimpun REI Jateng saat ini para pengembang perumahan rakyat sudah menyiapkan setidaknya 3.000 unit rumah. Meski yang disiapkan baru sebanyak itu, namun pihaknya yakin realisasi akan mencapai lebih dari 8.000 unit.

“Karena saat ini kebijakan tersebut belum disahkan, maka pengembang perumahan sederhana masih menjual rumah susuai dengan kebijakan lama, yakni bunga 7,5% dengan DP (down payment) 10%,” katanya.

Dia melihat hal itu menjadi peluang bagi para pengembang, untuk menyediakan perumahan sederhana bagi masyarakat bawah. Meski demikian, dia tetap berharap adanya kemudahan-kemudahan seperti masalah perizinan.

Joko Santoso Wakil Ketua REI Jateng Bidang Tata Ruang mengakui, dilihat situasi sekarang, ada beberapa kendala untuk perumahan menengah ke bawah, dan salah satunya adalah ekonomi global.

“Pengaruh ekonomi sangat terasa, meski untuk penjualan rumah yang midle low sudah ada kenaikan sedikit. Kenaikan BBM, masa masuk sekolah juga sangat berpengaruh,” tambahnya.

Sementara itu, terkait dengan pameran REI Expo di Mal Ciputra, yang diikuti oleh 19 pengembang, belum maksimal. Selama dua minggu pameran, hanya mampu menjual kurang lebih 76 unit atau sekitar 60% dari target 130 unit.

Sebab itu, Joko berharap, pada pameran REI Expo berikutnya, para pengembang rumah sederhana tapak atau perumahan FLPP, bisa ambil bagian dalam pameran tersebut untuk mendongkrak penjualan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5195 seconds (0.1#10.140)