Samurai Bond Banyak Diminati Investor Negeri Sakura
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengklaim bahwa Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Yen di Jepang alias Samurai Bond banyak diminati investor Negeri Sakura.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Indonesia telah tiga tahun absen untuk menawarkan Samurai Bond di Jepang. Kendati begitu, dia optimis Samurai Bond akan banyak diserap investor Jepang, melihat confidence yang diperlihatkan investor Jepang terhadap Indonesia.
"Minat investor sangat tinggi di Jepang, karena terakhir ke sana pada 2012. Jadi tiga tahun absen dan melihat likuiditas yang ada di Jepang, ditambah tngginya confidence dari investor Jepang ke Indonesia, maka kami optimis transaksi yang dilakukan adalah transaksi menguntungkan buat pemerintah dalam konteks financing," tuturnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Dia menyebutkan, penyerapan Samurai Bond pada tiga tahun lalu mencapai USD600 juta. Untuk itu, setelah tiga tahun absen menawarkan Samurai Bond, Bambang optimis dapat terserap hingga di atas USD600 juta.
"Terakhir itu kalau enggak salah skitar USD600 juta. Pada 2012 ya, sudah agak lama. Tahun ini yang pasti akan lebih besar karena memang target kita dalam pengelolaan utang ini adalah mengurangi issuance dan SUN yang rupiah dan memperbanyak surat utang di dalam mata uang asing. Ini salah satu caranya dengan meningkatkan size dalam Samurai Bond," tandas dia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Indonesia telah tiga tahun absen untuk menawarkan Samurai Bond di Jepang. Kendati begitu, dia optimis Samurai Bond akan banyak diserap investor Jepang, melihat confidence yang diperlihatkan investor Jepang terhadap Indonesia.
"Minat investor sangat tinggi di Jepang, karena terakhir ke sana pada 2012. Jadi tiga tahun absen dan melihat likuiditas yang ada di Jepang, ditambah tngginya confidence dari investor Jepang ke Indonesia, maka kami optimis transaksi yang dilakukan adalah transaksi menguntungkan buat pemerintah dalam konteks financing," tuturnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Dia menyebutkan, penyerapan Samurai Bond pada tiga tahun lalu mencapai USD600 juta. Untuk itu, setelah tiga tahun absen menawarkan Samurai Bond, Bambang optimis dapat terserap hingga di atas USD600 juta.
"Terakhir itu kalau enggak salah skitar USD600 juta. Pada 2012 ya, sudah agak lama. Tahun ini yang pasti akan lebih besar karena memang target kita dalam pengelolaan utang ini adalah mengurangi issuance dan SUN yang rupiah dan memperbanyak surat utang di dalam mata uang asing. Ini salah satu caranya dengan meningkatkan size dalam Samurai Bond," tandas dia.
(izz)