India Ambil Peluang Melonjaknya Upah di China

Jum'at, 10 April 2015 - 14:18 WIB
India Ambil Peluang...
India Ambil Peluang Melonjaknya Upah di China
A A A
NEW DELHI - Upah tenaga kerja yang lebih tinggi di China bisa menggeser minat investor ke India. Melihat peluang ini, Perdana Menteri India Narendra Modi pun getol merayu investor asing dengan insentif menarik.

Seperti dikutip dari International Business Times, Jumat (10/4/2015), Modi yang pada kunjungan pertamanya ke Eropa menyoroti para pesaingnya di Asia, karena dia berusaha untuk meningkatkan arus masuk asing secara langsung ke India, terutama ke sektor manufaktur.

"Bahkan, biaya tenaga kerja melonjak dan peraturan lingkungan yang lebih ketat di China telah mendorong investor antusias untuk berpaling dan India sebagai tujuan yang lebih diinginkan, terutama mereka yang berasal dari usaha kecil dan menengah," seperti dikutip dalam laporan Global Times.

Selain itu, Shanghai Institute for International Studies, sebuah think tank yang dikelola negara mengatakan kemampuan India dalam bahasa Inggris membuatnya menjadi favorit bagi warga asing.

Pasalnya, jika India mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi antara 8,1% dan 8,5% untuk tahun fiskal 2015-2016 meskipun ekonomi global melambat, namun hal itu akan mencerahkan citra negara di kalangan orang asing.

Selama kunjungannya ke Eropa, Modi akan mencoba untuk menggambarkan India sebagai tujuan investasi yang menarik. Namun, lambatnya kemajuan India dalam pembangunan infrastruktur bisa menjadi hambatan.

"Meskipun ada banyak pertemuan dan kunjungan antara India dan Uni Eropa, seperti KTT bisnis selama dekade terakhir, pembicaraan mereka hampir tidak diterjemahkan ke dalam hasil aktual dan tidak ada investasi Eropa yang dibuat di India. Salah satu alasannya adalah lambatnya perbaikan infrastruktur India,l" katanya.

"Sebuah peningkatan dramatis dalam hubungan India dengan Eropa dan kemajuan luar biasa dalam kerja sama ekonomi tidak mungkin terjadi hanya melalui satu kunjungan. Tidak akan ada langkah besar ke depan di India dan perubahan, namun harus terjadi secara perlahan dan bertahap," tandas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)