Balon Direksi BEI Sebut Pasar Modal Banyak Tantangan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto beserta timnya mendaftarkan diri untuk menjadi bakal calon (balon) direksi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dia menjelaskan bahwa prospek pasar modal di Tanah Air masih dalam kondisi baik. Program timnya akan tidak berbeda dengan blueprint yang sudah ada di BEI. Sementara tantangan dari luar tetap akan bergerak terus.
"Dengan demikian perlu mengembangkan bursa seperti itu, bursa dunia bergerak terus. Semua persaingan dari mana saja, kan investor tidak hanya investasi di satu negara, bisa jadi investasi di Singapura, Hongkong, dan Indonesia," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Pihaknya juga optimistis bahwa kondisi Indonesia sebagai pasar yang besar akan menjadi nilai tambah bagi investor untuk masuk. "Kelebihan kita punya penduduk besar prospeknya. Kenapa investor banyak ke India dan China, penduduk mereka besar," jelas dia.
Abi menjelaskan bahwa potensi pasar Indonesia lebih menjanjikan karena masyarakat kurang mampu hanya sebesar 20%. Dia membandingkan dengan India yang 90% masyarakatnya berada pada golongan tidak mampu.
"Kita juga ada bonus demografi, artinya daya beli masih akan tinggi. Tantangan banyak di dunia investasi, bergerak terus," pungkasnya.
Dia menjelaskan bahwa prospek pasar modal di Tanah Air masih dalam kondisi baik. Program timnya akan tidak berbeda dengan blueprint yang sudah ada di BEI. Sementara tantangan dari luar tetap akan bergerak terus.
"Dengan demikian perlu mengembangkan bursa seperti itu, bursa dunia bergerak terus. Semua persaingan dari mana saja, kan investor tidak hanya investasi di satu negara, bisa jadi investasi di Singapura, Hongkong, dan Indonesia," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Pihaknya juga optimistis bahwa kondisi Indonesia sebagai pasar yang besar akan menjadi nilai tambah bagi investor untuk masuk. "Kelebihan kita punya penduduk besar prospeknya. Kenapa investor banyak ke India dan China, penduduk mereka besar," jelas dia.
Abi menjelaskan bahwa potensi pasar Indonesia lebih menjanjikan karena masyarakat kurang mampu hanya sebesar 20%. Dia membandingkan dengan India yang 90% masyarakatnya berada pada golongan tidak mampu.
"Kita juga ada bonus demografi, artinya daya beli masih akan tinggi. Tantangan banyak di dunia investasi, bergerak terus," pungkasnya.
(izz)