Kiat Sukses Menggaet Investor dalam Bisnis
A
A
A
SALAH satu penopang kesuksesan sebuah startup bisa berkembang menjadi bisnis besar dan maju adalah investor. Karena investor sebagai pihak yang menyuntikkan dana segar untuk startup dalam melakukan ekspansi agar bisnisnya terus berkembang.
Investor sendiri tidak mudah untuk langsung percaya dan kemudian menyuntikkan dananya kepada startup yang diincarnya. "Investor itu sangat concern dengan kinerja dan kontinuitas sebuah bisnis. Jika sebuah startup mampu menunjukkan kinerja bisnisnya tumbuh secara kontinu, seorang investor tidak akan tanggung-tanggung menggelontorkan dananya," ujar Founder & CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam rilisnya, Rabu (15/4/2015).
Zaky mengaku sangat serius terkait masalah investor ini karena berdasarkan pengalamannya dalam membangun Bukalapak dia harus jatuh bangun memperkenalkan bisnis Bukalapak kepada sejumlah investor. Dan, tidak sedikit investor yang menolak mentah-mentah proposal yang diajukannya.
"Bagi kami, penolakan itu justru membuat kami terus berbenah untuk menjadi lebih baik lagi. Kami selalu menerima feedback positif dari para investor yang menolak proposal Bukalapak dan menjadi cara untuk memperbaiki Bukalapak," ujarnya.
Dari penolakan-penolakan itu, Zaky berkesimpulan bahwa kunci keberhasilan agar dipercaya investor perlu membuktikan bahwa produknya bagus, selalu berkembang secara berkelanjutan. Fakta inilah yang membuat dia bersama timnya terus memperbaiki kinerja Bukalapak.
Sementara, secara eksternal, Zaky juga aktif mengikuti berbagai konferensi yang ada kaitannya dengan startup. Tak hanya sekadar menjadi peserta pasif, Zaky juga rajin membangun jejaring memperkenalkan Bukalapak kepada semua orang dan calon investor.
Hasilnya, setahun setelah berdiri, Bukalapak mendapat pendanaan dari Batavia Incubator, perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin Takeshi Ebihara, Japanese Incubator dan Corfina Group.
"Dana segar dari Batavia ini kami gunakan untuk lebih mengembangkan Bukalapak. Kami mampu membuat kinerja bisnis Bukalapak tetap tumbuh secara konsisten (steady grow) bahkan tumbuh secara eksponensial," ujar Zaky.
Kinerja Bukalapak yang mengkilap ini ternyata membuat Gree Venture asal Jepang tertarik untuk menyuntikkan dananya. Dia pun kembali mendapatkan pelajaran berharga saat diundang Gree ke kantornya di Jepang.
"Saya gagal total saat pertama kali mempresentasikan bisnis Bukalapak, padahal materi telah disiapkan secara matang. Waktu itu saya nervous, membuat saya tidak bisa menyampaikan materi secara baik," tuturnya.
Untungnya Bukalapak diberi kesempatan kedua untuk presentasi lagi. Zaky berhasil menyakinkan petinggi Gree dan akhirnya Bukalapak memperoleh kucuran dana dari Gree. Kuncinya, sebagai startup harus memiliki kepercayaan diri atau self-confidence saat mempresentasikan bisnisnya.
"Percuma kalau bisnis bagus, tapi kita tidak bisa menyampaikan kepada orang lain melalui sebuah presentasi. Dan mestinya kalau bisnis kita bagus tentunya kita akan punya kepercayaan diri yang tinggi untuk menawarkan bisnis kita kepada investor," ujarnya.
Kerja keras bersama timnya membuahkan hasil. Butuh waktu empat tahun sejak berdiri pada 2010, akhirnya Bukalapak mengumumkan investasi yang diperolehnya dari Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures (serie A). Terakhir, pada Februari 2015, Bukalapak mendapatkan investasi serie B dari Emtek Group-SCTV Group.
Meski demikian, Zaky mengingatkan bahwa kepercayaan investor ini harus diimbangi dengan keseriusan mengembangkan bisnis Bukalapak secara baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya transparansi usaha dan juga mulai menetapkan target dan tujuan yang jelas untuk Bukalapak.
Dia juga mengingatkan kepada semua startup yang telah memperoleh investor agar menggunakan dana tersebut semata-mata untuk mengembangkan usahanya. Ada dua istilah yang dikenal dengan kalangan startup terkait dana investor ini, yakni smart money dan dump money.
"Hindari dump money, yakni menggunakan dana investasi tersebut selain untuk kepentingan pengembangan bisnis yang berakibat kinerja bisnis turun atau bahkan bisa sampai bangkrut. Lakukanlah smart money, yang membuat bisnis startup semakin berkembang pesat," tuturnya.
Kiat sukses menggaet investor tersebut tidak hanya bisa untuk startup saja, tapi juga bisa digunakan oleh siapa saja yang sedang merintis usaha dan sedang membutuhkan investor atau tambahan modal usaha.
"Siapa saja bisa menggunakan kiat sukses menggaet investor ini untuk mengembangkan usahanya, bahkan UKM pun bisa menerapkan prinsip-prinsip yang sama," pungkas Zaky.
Investor sendiri tidak mudah untuk langsung percaya dan kemudian menyuntikkan dananya kepada startup yang diincarnya. "Investor itu sangat concern dengan kinerja dan kontinuitas sebuah bisnis. Jika sebuah startup mampu menunjukkan kinerja bisnisnya tumbuh secara kontinu, seorang investor tidak akan tanggung-tanggung menggelontorkan dananya," ujar Founder & CEO Bukalapak Achmad Zaky dalam rilisnya, Rabu (15/4/2015).
Zaky mengaku sangat serius terkait masalah investor ini karena berdasarkan pengalamannya dalam membangun Bukalapak dia harus jatuh bangun memperkenalkan bisnis Bukalapak kepada sejumlah investor. Dan, tidak sedikit investor yang menolak mentah-mentah proposal yang diajukannya.
"Bagi kami, penolakan itu justru membuat kami terus berbenah untuk menjadi lebih baik lagi. Kami selalu menerima feedback positif dari para investor yang menolak proposal Bukalapak dan menjadi cara untuk memperbaiki Bukalapak," ujarnya.
Dari penolakan-penolakan itu, Zaky berkesimpulan bahwa kunci keberhasilan agar dipercaya investor perlu membuktikan bahwa produknya bagus, selalu berkembang secara berkelanjutan. Fakta inilah yang membuat dia bersama timnya terus memperbaiki kinerja Bukalapak.
Sementara, secara eksternal, Zaky juga aktif mengikuti berbagai konferensi yang ada kaitannya dengan startup. Tak hanya sekadar menjadi peserta pasif, Zaky juga rajin membangun jejaring memperkenalkan Bukalapak kepada semua orang dan calon investor.
Hasilnya, setahun setelah berdiri, Bukalapak mendapat pendanaan dari Batavia Incubator, perusahaan gabungan dari Rebright Partners yang dipimpin Takeshi Ebihara, Japanese Incubator dan Corfina Group.
"Dana segar dari Batavia ini kami gunakan untuk lebih mengembangkan Bukalapak. Kami mampu membuat kinerja bisnis Bukalapak tetap tumbuh secara konsisten (steady grow) bahkan tumbuh secara eksponensial," ujar Zaky.
Kinerja Bukalapak yang mengkilap ini ternyata membuat Gree Venture asal Jepang tertarik untuk menyuntikkan dananya. Dia pun kembali mendapatkan pelajaran berharga saat diundang Gree ke kantornya di Jepang.
"Saya gagal total saat pertama kali mempresentasikan bisnis Bukalapak, padahal materi telah disiapkan secara matang. Waktu itu saya nervous, membuat saya tidak bisa menyampaikan materi secara baik," tuturnya.
Untungnya Bukalapak diberi kesempatan kedua untuk presentasi lagi. Zaky berhasil menyakinkan petinggi Gree dan akhirnya Bukalapak memperoleh kucuran dana dari Gree. Kuncinya, sebagai startup harus memiliki kepercayaan diri atau self-confidence saat mempresentasikan bisnisnya.
"Percuma kalau bisnis bagus, tapi kita tidak bisa menyampaikan kepada orang lain melalui sebuah presentasi. Dan mestinya kalau bisnis kita bagus tentunya kita akan punya kepercayaan diri yang tinggi untuk menawarkan bisnis kita kepada investor," ujarnya.
Kerja keras bersama timnya membuahkan hasil. Butuh waktu empat tahun sejak berdiri pada 2010, akhirnya Bukalapak mengumumkan investasi yang diperolehnya dari Aucfan, IREP, 500 Startups, dan GREE Ventures (serie A). Terakhir, pada Februari 2015, Bukalapak mendapatkan investasi serie B dari Emtek Group-SCTV Group.
Meski demikian, Zaky mengingatkan bahwa kepercayaan investor ini harus diimbangi dengan keseriusan mengembangkan bisnis Bukalapak secara baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya transparansi usaha dan juga mulai menetapkan target dan tujuan yang jelas untuk Bukalapak.
Dia juga mengingatkan kepada semua startup yang telah memperoleh investor agar menggunakan dana tersebut semata-mata untuk mengembangkan usahanya. Ada dua istilah yang dikenal dengan kalangan startup terkait dana investor ini, yakni smart money dan dump money.
"Hindari dump money, yakni menggunakan dana investasi tersebut selain untuk kepentingan pengembangan bisnis yang berakibat kinerja bisnis turun atau bahkan bisa sampai bangkrut. Lakukanlah smart money, yang membuat bisnis startup semakin berkembang pesat," tuturnya.
Kiat sukses menggaet investor tersebut tidak hanya bisa untuk startup saja, tapi juga bisa digunakan oleh siapa saja yang sedang merintis usaha dan sedang membutuhkan investor atau tambahan modal usaha.
"Siapa saja bisa menggunakan kiat sukses menggaet investor ini untuk mengembangkan usahanya, bahkan UKM pun bisa menerapkan prinsip-prinsip yang sama," pungkas Zaky.
(izz)