Portal Viva Buka Tawaran di Angka Rp3 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) belum akan melakukan divestasi untuk anak usaha grup, viva.co.id. Namun, jika ada yang menawar di angka Rp3 triliun VIVA siap melepas.
"Viva.co.id tidak ada divestasi, sayang masih naik terus. Tapi, kalau ditawar boleh, berapa? Misalnya itu (berani berapa) yang saya tanya. Kalau saya bilang Rp3 triliun tidak mungkin tidak saya kasih, USD300 juta ya," ujar Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Ardiansyah Bakrie usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kepada wartawan di Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Kendati demikian, dia mengakui tidak ada angka pasti berapa market cap dari portal berita online tersebut. Sebab, belum menjadi perusahaan terbuka.
"Market cap viva.co.id tidak bisa dilihat, bukan perusahaan publik, masih perusahaan sendiri. Seperti TV One, masih anak usaha," jelasnya.
Dia menegaskan jika ada pihak yang menawarkan dengan harga cocok, portal akan dilepas. Setelah itu, dia menyampaikan akan membuat lagi portal berita yang baru. Jika tidak, pihaknya akan mengakuisisi dan membuatnya menjadi besar. "Sayang kalau jual sekarang, saya akan jual sekarang apabila harganya puaskan saya, siapapun yang nawar boleh," ujarnya
Ardi bercerita jika ingin menjual perusahaan tidak boleh berdasarkan sentimen value, yaitu memanfaatkan pada saat harga sedang tinggi.
"Pedagang tidak boleh punya sentimen value, pernah di grup lakukan jual beli dengan sentimental value, harganya lagi tinggi, sayang kita tidak jual. Akhirnya valuasinya drop, akhirnya kita jual karena butuh uang," pungkasnya.
"Viva.co.id tidak ada divestasi, sayang masih naik terus. Tapi, kalau ditawar boleh, berapa? Misalnya itu (berani berapa) yang saya tanya. Kalau saya bilang Rp3 triliun tidak mungkin tidak saya kasih, USD300 juta ya," ujar Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Ardiansyah Bakrie usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kepada wartawan di Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Kendati demikian, dia mengakui tidak ada angka pasti berapa market cap dari portal berita online tersebut. Sebab, belum menjadi perusahaan terbuka.
"Market cap viva.co.id tidak bisa dilihat, bukan perusahaan publik, masih perusahaan sendiri. Seperti TV One, masih anak usaha," jelasnya.
Dia menegaskan jika ada pihak yang menawarkan dengan harga cocok, portal akan dilepas. Setelah itu, dia menyampaikan akan membuat lagi portal berita yang baru. Jika tidak, pihaknya akan mengakuisisi dan membuatnya menjadi besar. "Sayang kalau jual sekarang, saya akan jual sekarang apabila harganya puaskan saya, siapapun yang nawar boleh," ujarnya
Ardi bercerita jika ingin menjual perusahaan tidak boleh berdasarkan sentimen value, yaitu memanfaatkan pada saat harga sedang tinggi.
"Pedagang tidak boleh punya sentimen value, pernah di grup lakukan jual beli dengan sentimental value, harganya lagi tinggi, sayang kita tidak jual. Akhirnya valuasinya drop, akhirnya kita jual karena butuh uang," pungkasnya.
(dmd)