BCA Fokus Pembiayaan Sektor Perdagangan

Minggu, 19 April 2015 - 12:28 WIB
BCA Fokus Pembiayaan Sektor Perdagangan
BCA Fokus Pembiayaan Sektor Perdagangan
A A A
MAKASSAR - PT Bank Central Asia (BCA) fokus menggenjot peningkatan pengumpulan dana murah atau fee based income dengan menyasar segmen pembiayaan di sektor perdagangan.

Segmen ini dipilih karena memberikan potensi kelolaan dana cukup besar dan peluangnya masih terbuka lebar.

Kepala BCA wilayah Makassar Amir Basri mengatakan, untuk seluruh pembiayaan kredit dialokasikan dana sebesar Rp470 miliar pada tahun ini, dengan komposisi retail dan komersial sekitar 70% atau sekitar Rp437 miliar dan sisanya 30% untuk sektor konsumtif.

Dia menjelaskan, sektor retail yang digarap mulai dari perdagangan tekstil, besi, makanan pokok, hasil bumi dan lainnya.

"Sebenarnya jika merujuk pada tahun lalu, total realisasi pembiayaan mencapai Rp570 miliar terjadi penurunan dari tahun ini. Hhal itu dipengaruhi kondisi ekonomi yang belum stabil serta beberapa waktu lalu rupiah melemah," ujarnya di Makassar, Minggu (19/4/2015).

Amir menyatakan, meski secara target mengalami penurunan, namun dari target outstanding kredit retail meningkat dari tahun lalu sebesar Rp2,1 triliun menjadi Rp2,5 triliun.

Hingga April 2015, posisi outstanding mencapai Rp2,199 triliun untuk retail dan konsumtif sebesar Rp860,392 miliar, dengan total pembiayaan mencapai Rp3,124 triliun.

"Saat ini, jumlah debitur retail mencapai 735 rekening, sementara untuk konsumtif 1.653 rekening. Tahun ini diharapkan total peningkatan kredit bisa naik 15%-17%," ujarnya.

Dia menjelaskan, suku bunga retail yang ditawarkan BCA sebesar 11,5%-13,25%, sedangkan konsumtif di kisaran 8,8%-9,99%. Sementara, untuk plafon kredit diberikan mulai di bawah Rp500 juta untuk UKM dan di atas Rp500 juta-Rp10 miliar untuk retail dengan tenor maksimal 1 tahun kredit modal kerja dan kredit investasi 7 tahun.

"Profit perusahaan optimistis bisa naik 10%, begitupun peningkatan DPK, targetnya harusnya di atas 25% dengan memaksimalkan jumlah transkasi RTGS, kliring, rekening, penambahan jumlah ATM, penjualan kartu kredit dan meningkatkan biaya administrasi," paparnya.

Amir menambahkan, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) ditarget tumbuh 10% atau Rp300 miliar, dengan posisi outstanding Rp3,3 triliun. sedangkan number of account (NoA) bisa tumbuh 5%-7%.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0383 seconds (0.1#10.140)