Petani Masih Enggan Jual Gabah ke Bulog
A
A
A
DENPASAR - Pemerintah telah menaikkan harga beras dan gabah. Berdasarkan Inpres Nomor 5/2015 terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras di Bulog naik sekitar 10-15% dari Inpres sebelumnya Nomor 3/2012.
Namun, penyerapan beras dan gabah di Badan Urusan Logistik (Bulog) Bali belum mengalami kenaikan. Animo masyarakat Bali untuk menjual gabah atau beras ke Bulog masih sangat minim.
Kepala Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita mengatakan, bahwa triwulan I/2015 penyerapan beras bulog dari petani baru mencapai 100 ton.
“Penyerapan awal tahun 2015 ini baru mencapai 100 ton. Kita tahu bahwa harga gabah atau di Bali ini lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Para petani pastinya memilih menjual kepada tengkulak dibandingkan dengan kami, meskipun selisih harganya sedikit,” ujarnya, di Denpasar, Senin (20/04/2015).
Dia menjelaskan, saat ini HPP gabah kering gilling (GKG) dengan kadar air 14% sebesar Rp4.600 per kilogram. Sementara harga gabah di tengkulak sekitar Rp4.800 per kilogram.
“Kalau harga beras yang diberikan oleh pemerintah sekitar Rp7.260 per kilogram, sebelum ada inpres tahun 2015 harganya hanya Rp6.600 per kg. Kalau harga beras yang dibeli oleh tengkulak agak naik sedikit,” ungkapnya.
Meskipun penyerapan beras baru 100 ton, namun pihaknya masih optimistis Bulog Bali bisa menyerap beras dari petani sesuai yang ditargetkan pemerintah sekitar 5.000 ton.
Dia menambahkan, untuk penyerapan beras Bulog Bali, saat ini pihaknya bekerja sama dengan mitra-mitra Bulog. Selain itu, juga ada satgas Bulog dan Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB).
“Untuk mencapai target menyerapan beras kami semaksimal mungkin memanfaatkan mitra-mitra kami yang ada di seluruh wilayah Bali,” pungkasnya.
Namun, penyerapan beras dan gabah di Badan Urusan Logistik (Bulog) Bali belum mengalami kenaikan. Animo masyarakat Bali untuk menjual gabah atau beras ke Bulog masih sangat minim.
Kepala Bulog Divisi Regional Bali, I Wayan Budita mengatakan, bahwa triwulan I/2015 penyerapan beras bulog dari petani baru mencapai 100 ton.
“Penyerapan awal tahun 2015 ini baru mencapai 100 ton. Kita tahu bahwa harga gabah atau di Bali ini lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Para petani pastinya memilih menjual kepada tengkulak dibandingkan dengan kami, meskipun selisih harganya sedikit,” ujarnya, di Denpasar, Senin (20/04/2015).
Dia menjelaskan, saat ini HPP gabah kering gilling (GKG) dengan kadar air 14% sebesar Rp4.600 per kilogram. Sementara harga gabah di tengkulak sekitar Rp4.800 per kilogram.
“Kalau harga beras yang diberikan oleh pemerintah sekitar Rp7.260 per kilogram, sebelum ada inpres tahun 2015 harganya hanya Rp6.600 per kg. Kalau harga beras yang dibeli oleh tengkulak agak naik sedikit,” ungkapnya.
Meskipun penyerapan beras baru 100 ton, namun pihaknya masih optimistis Bulog Bali bisa menyerap beras dari petani sesuai yang ditargetkan pemerintah sekitar 5.000 ton.
Dia menambahkan, untuk penyerapan beras Bulog Bali, saat ini pihaknya bekerja sama dengan mitra-mitra Bulog. Selain itu, juga ada satgas Bulog dan Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB).
“Untuk mencapai target menyerapan beras kami semaksimal mungkin memanfaatkan mitra-mitra kami yang ada di seluruh wilayah Bali,” pungkasnya.
(dmd)