RI Ajak ASEAN Basmi Illegal Fishing
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memanfaatkan momentum Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 untuk mengajak negara-negara Asia Afrika, terutama negaranegara ASEAN, untuk memerangi pencurian ikan.
Maraknya praktik pencurian ikan dinilai telah merugikan negara, baik secara politik maupun ekonomi. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dirinya baru saja melakukan pertemuan dengan delegasi dari Vietnam dan Filipina.
Menurut dia, pertemuan dengan kedua negara untuk menyamakan persepsi mengenai pencurian ikan, termasuk penenggelaman kapal oleh Pemerintah Indonesia. ”Mereka kan punya masalah yang sama. Banyakillegal fishing di perairan mereka,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Pemilik maskapai Susi Air ini menjelaskan, pertemuan itu juga menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan komunikasi dalam berbagi informasi untuk melacak aktivitas pencurian ikan. Selain itu, pemerintah memberikan informasi kepada kedua negara ini soal legalitas izin dalam menangkap ikan di laut Indonesia. ”Saya katakan, orang yang jual-beli izin itu makelar dan mafia. Tidak usah diladeni,” imbuh dia.
Menurut Susi, Vietnam dan Filipina juga menghadapi masalah yang sama dalam menanggulangi pencurian ikan. Kedua negara itu saat ini sedang berupaya untuk memperketat izinizin terhadap kapal asing yang memasuki perairan mereka. ”Kalau di kita (Indonesia) ditenggelamkan,” kata dia.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menambahkan, KAA bisa menjadi forum bagi negara-negara Asia-Afrika untuk saling bertukar pandangan dan informasi di sektor kemaritiman.
Berdasarkan dokumen Sustainable Development Goals Post-2015, Indroyono mengajak para delegasi untuk melestarikan sumber daya laut dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan.
Dia pun menyebutkan banyak peluang kerja sama yang bisa dibangun bagi negara-negara Asia Afrika bersama Indonesia. Dia mencontohkan, kerja sama minyak dan gas (migas) dan pengelolaan ikan tuna.
Rahmat fiansyah
Maraknya praktik pencurian ikan dinilai telah merugikan negara, baik secara politik maupun ekonomi. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, dirinya baru saja melakukan pertemuan dengan delegasi dari Vietnam dan Filipina.
Menurut dia, pertemuan dengan kedua negara untuk menyamakan persepsi mengenai pencurian ikan, termasuk penenggelaman kapal oleh Pemerintah Indonesia. ”Mereka kan punya masalah yang sama. Banyakillegal fishing di perairan mereka,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Pemilik maskapai Susi Air ini menjelaskan, pertemuan itu juga menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan komunikasi dalam berbagi informasi untuk melacak aktivitas pencurian ikan. Selain itu, pemerintah memberikan informasi kepada kedua negara ini soal legalitas izin dalam menangkap ikan di laut Indonesia. ”Saya katakan, orang yang jual-beli izin itu makelar dan mafia. Tidak usah diladeni,” imbuh dia.
Menurut Susi, Vietnam dan Filipina juga menghadapi masalah yang sama dalam menanggulangi pencurian ikan. Kedua negara itu saat ini sedang berupaya untuk memperketat izinizin terhadap kapal asing yang memasuki perairan mereka. ”Kalau di kita (Indonesia) ditenggelamkan,” kata dia.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menambahkan, KAA bisa menjadi forum bagi negara-negara Asia-Afrika untuk saling bertukar pandangan dan informasi di sektor kemaritiman.
Berdasarkan dokumen Sustainable Development Goals Post-2015, Indroyono mengajak para delegasi untuk melestarikan sumber daya laut dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan.
Dia pun menyebutkan banyak peluang kerja sama yang bisa dibangun bagi negara-negara Asia Afrika bersama Indonesia. Dia mencontohkan, kerja sama minyak dan gas (migas) dan pengelolaan ikan tuna.
Rahmat fiansyah
(ftr)