Bos Mandiri: Pemahaman Telekomunikasi Melebihi Perbankan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, inklusifitas telekomunikasi lebih tinggi dari perbankan. Karena, angka nasabah perbankan nasional belum meningkat signifikan.
Budi menceritakan pada saat pertama kali bekerja di perbankan sampai saat ini jumlah nasabah masih 70 juta orang. Kalah dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
"Saya pertama kerja di Bank ABN Amro. Bank tertua sejak 350 tahun lalu. Sejak Belanda masuk sampai sekarang hanya 60-70 juta nasabah. Dibanding Malaysia dan Singapura, satu orang bisa punya dua rekening, rasionya sudah 100% lebih," ujar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Menurutnya, empat jasa perbankan seperti financial saving, loan, credit, dan protection masih lebih rendah inklusifitasnya dibanding jasa telekomunikasi.
"Telekomunikasi lebih bagus inklusifnya, lebih bagus dari financial saving, loan, credit and protection. Kalau di telekomunikasi itu SMS, waktu bicara, dan browsing, sudah 100 juta lebih yang gunakan browsing, FB, Path, dan WhatsApp," jelas Budi.
Pihaknya beserta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) ingin meningkatkan inklusifitas jasa keuangan. "Dengan saat ini jumlah 60 juta nasabah nasional saja kita raih laba bersih Rp20 triliun tahun lalu. Kalau jumlahnya naik ke 240 juta berapa yang bisa dicapai? Saat ini seperti yang punya HP lebih banyak dari jumlah orangnya," pungkas dia.
Budi menceritakan pada saat pertama kali bekerja di perbankan sampai saat ini jumlah nasabah masih 70 juta orang. Kalah dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
"Saya pertama kerja di Bank ABN Amro. Bank tertua sejak 350 tahun lalu. Sejak Belanda masuk sampai sekarang hanya 60-70 juta nasabah. Dibanding Malaysia dan Singapura, satu orang bisa punya dua rekening, rasionya sudah 100% lebih," ujar dia di kantornya, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Menurutnya, empat jasa perbankan seperti financial saving, loan, credit, dan protection masih lebih rendah inklusifitasnya dibanding jasa telekomunikasi.
"Telekomunikasi lebih bagus inklusifnya, lebih bagus dari financial saving, loan, credit and protection. Kalau di telekomunikasi itu SMS, waktu bicara, dan browsing, sudah 100 juta lebih yang gunakan browsing, FB, Path, dan WhatsApp," jelas Budi.
Pihaknya beserta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) ingin meningkatkan inklusifitas jasa keuangan. "Dengan saat ini jumlah 60 juta nasabah nasional saja kita raih laba bersih Rp20 triliun tahun lalu. Kalau jumlahnya naik ke 240 juta berapa yang bisa dicapai? Saat ini seperti yang punya HP lebih banyak dari jumlah orangnya," pungkas dia.
(izz)