Ulet dan Pantang Menyerah

Senin, 27 April 2015 - 09:22 WIB
Ulet dan Pantang Menyerah
Ulet dan Pantang Menyerah
A A A
Alkisah, di sebuah negeri, seorang raja memerintah dengan bijaksana dan dicintai oleh rakyatnya. Beliau mempunyai seorang putra mahkota berwajah tampan dan cerdas. Sayangnya, sang pangeran ini mempunyai cacat fisik.

Tubuhnya agak bungkuk sehingga ia tidak bisa berjalan dengan tegap dan gagah. Akibatnya, sang pangeran menjadi pendiam, malu bergaul, dan tidak punya rasa percaya diri. Keadaan tersebut membuat hati sang raja risau dan sedih. Karena bila kelak tiba saatnya sang pangeran harus naik tahta, ia pasti tidak dapat memimpin rakyatnya dengan baik karena tidak memiliki wibawa dan kepercayaan diri.

Para penasihat raja yang setia sangat memahami kegundahan hati junjungannya itu. Setelah berembuk berulangkali, diamdiam mereka memesan sebuah patung kepada seorang pemahat istana yang sangat ahli. Para penasihat meminta pemahat itu membuat patung sang pangeran yang berwajah tampan dengan posisi tubuh berdiri tegap dan gagah perkasa. Nantinya, patung itu akan dihadiahkan kepada sang pangeran pada hari ulang tahunnya. Saat hari istimewa sang pangeran tiba.

Dalam suasana yang gembira, di hadapan raja dan permaisuri, hadiah patung berselubung kain sutera dipersembahkan kepada sang pangeran. Di situ diukir tulisan indah, ”Untuk calon pemimpin kami, atas nama seluruh rakyat yang mencintai pangeran.” Sang pangeran pun membuka selubung penutup kain sutera itu dan... sungguh menakjubkan! Tampaklah sebuah patung diri sang pangeran, dengan wajah yang sangat tampan dan tubuh yang tegak, tegap penuh wibawa.

Ukuran patung itu pun sama persis dengan postur tubuh sang pangeran. Pangeran senang sekali menerima hadiah itu dan patungtersebutdiletakkannya di taman belakang istana kerajaan. Setiap kali melihat patung dirinya, pangeran begitu mengagumi patung itu. Dalam hatinya pangeran berkata, ”Patung pemberian ini tentu melambangkan keinginan orang-orang negeri ini, memiliki raja bertubuh normal dan tegap. Sudah tentu, aku ingin menjadi seperti yang diharapkan oleh mereka.

” Menyadari akan itu, setiap hari sang pangeran dengan semangat berjalan mengelilingi taman dengan patung yang berdiri tegak sebagai fokusnya. Ia membayangkan betapa berwibawanya dirinya jika mampu berdiri tegak dan tegap seperti patung itu. Pangeran pun mulai berlatih menirukan sikap berdiri tegap dan berjalan tegak seperti postur sang patung. Kebiasaan berlatih seperti itu dijalani secara konsisten dan berkesinambungan dari hari ke hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan.

Tidak terasa, tahun pun berganti. Akhirnya, hasil yang dicapai sungguh menakjubkan. Masih dengan wajah yang sangat tampan seperti dulu, kini sang pangeran telah memiliki tubuh setegap dan setegak seperti patung di taman belakang istana. Raja pun sangat berbahagia dengan perubahan tersebut.

Sang pangeran tampak seolah telah lahir kembali menjadi manusia baru, dengan wajah tampan berseri, berdiri, dan berjalan dengantubuhyangtegakdantegap, serta penuh rasa percaya diri. Bila tiba saatnya, sang pangeran pun telah siap untuk mengemban tanggung jawab sebagai raja yang baru yang akan memerintah rakyatnya dengan penuh percaya diri dan berwibawa.

The Cup of Wisdom

Dari kisah tersebut, kita bisa menyimpulkan betapa kekuatan dari kebiasaan yang terlatih dan fokus pada tujuan, ternyata mampu mengubah apa yang semula tampak tidak mungkin menjadi mungkin, apa yang tidak bisa menjadi bisa. Keuletan dan sikap pantang menyerah sang pangeran membuktikan, bahwa apa yang dirasa sulit, ternyata bisa menjadi nyata.

Sama halnya di dalam kehidupan kita. Jika kita ingin mengubah sebuah mimpi menjadi kenyataan, membuat harapan menjadi wujud nyata, membuat sesuatu yang sudah mundur menjadi maju kembali, kita harus berani mengambil keputusan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan positif secara keras, ketat, berkesinambungan, dan fokus.

Hanya dengan semangat, keuletan, dan sikap pantang menyerah akan terpelihara kebiasaan-kebiasaan baru yang positif, terlatih, dan konstruktif. Sehingga, kekuatan itu akan mampu menghantarkan kita pada kesuksesan yang gemilang. Salam sukses luar biasa!
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0489 seconds (0.1#10.140)