Capex Rp13 Triliun, ASII Baru Serap 20% di Kuartal I
A
A
A
JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp13 triliun pada tahun ini untuk mengembangkan anak usaha.
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menjelaskan, selain mengembangkan anak usaha perseroan, juga untuk membangun gerai baru.
"Capex Rp13 triliun, secara konsolidasi penggunaan untuk bangun outlet kami (Toyota dan Daihatsu) paling sedikit memakan biaya Rp500 miliar serta ada pengembangan untuk Astra Otoparts dan Astra Agro Lestari sebesar masing-masing Rp2 triliun-Rp3 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (27/4/2015).
Dia menjelaskan, dana belanja modal juga untuk mengembangkan anak usaha lainnya, yaitu United Tractors dengan dana mencapai Rp5 triliun.
"Kalau kita lihat, dana belanja modal pada kuartal I baru terserap 20% (sekitar Rp2,6 triliun), penyerapan secara konsolidasi. Sementara dana untuk proyeksi akuisisi masih tergantung," jelas Prijono.
Dia menyampaikan, perseroan tidak memiliki utang sama sekali sampai dengan Maret. Sedangkan enam sektor divisi perseroan yang paling penting adalah divisi jasa keuangan dan alat berat serta pertambangan.
"Enam sektor adalah prioritas, penting. Tapi ada jawara mungkin, United Tractors dan Jasa Keuangan pada tahun ini. Bukan berarti turunnya industri automotif membuat jasa keuangan tidak tumbuh," pungkasnya.
(Baca: Dua Menteri Era SBY Jadi Komisaris ASII)
Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto menjelaskan, selain mengembangkan anak usaha perseroan, juga untuk membangun gerai baru.
"Capex Rp13 triliun, secara konsolidasi penggunaan untuk bangun outlet kami (Toyota dan Daihatsu) paling sedikit memakan biaya Rp500 miliar serta ada pengembangan untuk Astra Otoparts dan Astra Agro Lestari sebesar masing-masing Rp2 triliun-Rp3 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (27/4/2015).
Dia menjelaskan, dana belanja modal juga untuk mengembangkan anak usaha lainnya, yaitu United Tractors dengan dana mencapai Rp5 triliun.
"Kalau kita lihat, dana belanja modal pada kuartal I baru terserap 20% (sekitar Rp2,6 triliun), penyerapan secara konsolidasi. Sementara dana untuk proyeksi akuisisi masih tergantung," jelas Prijono.
Dia menyampaikan, perseroan tidak memiliki utang sama sekali sampai dengan Maret. Sedangkan enam sektor divisi perseroan yang paling penting adalah divisi jasa keuangan dan alat berat serta pertambangan.
"Enam sektor adalah prioritas, penting. Tapi ada jawara mungkin, United Tractors dan Jasa Keuangan pada tahun ini. Bukan berarti turunnya industri automotif membuat jasa keuangan tidak tumbuh," pungkasnya.
(Baca: Dua Menteri Era SBY Jadi Komisaris ASII)
(rna)