BI Yakin Investor Tak Akan Lari dari Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang agak terpengaruh terhadap ekonomi China, investor tidak akan lari dari dalam negeri dan mencari lahan baru asalkan inflasi terjaga.
"Secara umum kalau inflasi terjaga dan transaksi berjalan sehat, kami optimis indonesia tetap menjadi negara yang diminati untuk investasi portofolio." katanya di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
BI, lanjut dia, juga tidak khawatir terhadap investor asing yang bereaksi berlebihan, karena masalah dalam negeri seperti eksekusi terpidana mati Bali Nine.
"Saya enggak khawatir. Malah sekarang secara umum banyak yang masih mengharapkan surat berharga Indonesia. Kalau di pasar modal ada koreksi, itu sesuatu yang wajar dan itu reaksi atas perusahaan yang tumbuh berkembang dalam beberapa tahun (tapi) sekarang ada koreksi. Kami bisa pahami," jelas Agus.
Menurutnya, kondisi stock market Indonesia saat ini dalam kondisi stabil. Hal ini karena secara umum kondisi ekonomi Indonesia tidak buruk, malah jika dilihat dari sisi fundamental masih cukup baik.
Agus mengatakan, pihaknya akan melihat neraca perdagangan Indonesia yang positif terjadi surplus dan transaksi berjalan yang sudah bisa menjadi lebih sehat di 2,8% dari GDP di 2014.
"Bahwa di kuartal I ini, kinerja perusahaan publik memang agak menurun, kita kan mengikuti bahwa itu dalam banyak hal karena menurunnya harga komoditi, dan melemahnya ekonomi dunia, khususnya China. Tapi secara umum kami optimis ekonomi Indonesia membaik dan kita masih akan mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%," tandasnya.
"Secara umum kalau inflasi terjaga dan transaksi berjalan sehat, kami optimis indonesia tetap menjadi negara yang diminati untuk investasi portofolio." katanya di Jakarta, Rabu (29/4/2015).
BI, lanjut dia, juga tidak khawatir terhadap investor asing yang bereaksi berlebihan, karena masalah dalam negeri seperti eksekusi terpidana mati Bali Nine.
"Saya enggak khawatir. Malah sekarang secara umum banyak yang masih mengharapkan surat berharga Indonesia. Kalau di pasar modal ada koreksi, itu sesuatu yang wajar dan itu reaksi atas perusahaan yang tumbuh berkembang dalam beberapa tahun (tapi) sekarang ada koreksi. Kami bisa pahami," jelas Agus.
Menurutnya, kondisi stock market Indonesia saat ini dalam kondisi stabil. Hal ini karena secara umum kondisi ekonomi Indonesia tidak buruk, malah jika dilihat dari sisi fundamental masih cukup baik.
Agus mengatakan, pihaknya akan melihat neraca perdagangan Indonesia yang positif terjadi surplus dan transaksi berjalan yang sudah bisa menjadi lebih sehat di 2,8% dari GDP di 2014.
"Bahwa di kuartal I ini, kinerja perusahaan publik memang agak menurun, kita kan mengikuti bahwa itu dalam banyak hal karena menurunnya harga komoditi, dan melemahnya ekonomi dunia, khususnya China. Tapi secara umum kami optimis ekonomi Indonesia membaik dan kita masih akan mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran 5%," tandasnya.
(izz)