Menkeu Nilai Wajar RI Pinjam Duit ke World Bank
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menilai wajar jika pemerintah meminjam uang ke Bank Dunia (World Bank). Karena penerimaan keuangan negara masih kecil dan belum cukup membiayai pengeluaran.
Padahal, secara terang-terangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa utang Indonesia sudah mencapai Rp2.600 triliun lebih. (Baca: Dahsyat! Utang Luar Negeri RI Tembus Rp2.600 Triliun).
"Ya kalau kita minjam World Bank enggak masalah, memang kenapa? Kan kenyataannya sekarang belanja masih besar, ya terpaksa kita harus melakukan utang. Selain itu penerimaannya juga belum cukup untuk membiayai pengeluaran," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/4/2025).
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang butuh belanja besar untuk pembangunan infrastruktur dan sebagian besar modal pembangunannya itu datang dari penerimaan.
Pembangunan infrastruktur tersebut akan berjalan pada Mei 2015 sesuai yang dikatakan Presiden Jokowi. Ini juga untuk menyangkal anggapan bahwa kinerja sektor riil Indonesia saat ini sedang menurun.
"Enggak menurun, kita berharap pergerakan di kuartal II ini, belanja pemerintah mulai berjalan. Kita harapkan ada multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi," pungkas dia.
Padahal, secara terang-terangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa utang Indonesia sudah mencapai Rp2.600 triliun lebih. (Baca: Dahsyat! Utang Luar Negeri RI Tembus Rp2.600 Triliun).
"Ya kalau kita minjam World Bank enggak masalah, memang kenapa? Kan kenyataannya sekarang belanja masih besar, ya terpaksa kita harus melakukan utang. Selain itu penerimaannya juga belum cukup untuk membiayai pengeluaran," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/4/2025).
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang butuh belanja besar untuk pembangunan infrastruktur dan sebagian besar modal pembangunannya itu datang dari penerimaan.
Pembangunan infrastruktur tersebut akan berjalan pada Mei 2015 sesuai yang dikatakan Presiden Jokowi. Ini juga untuk menyangkal anggapan bahwa kinerja sektor riil Indonesia saat ini sedang menurun.
"Enggak menurun, kita berharap pergerakan di kuartal II ini, belanja pemerintah mulai berjalan. Kita harapkan ada multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi," pungkas dia.
(izz)