BI Terbitkan Buku Sejarah Edisi Ketujuh
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) kembali menerbitkan seri Buku Sejarah edisi ketujuh untuk periode 2004-2011. Buku tersebut memuat pengalaman BI dalam menghadapi keadaan ekonomi yang penuh dengan kompleksitas tantangan, baik dari sisi domestik maupun global.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan, adanya krisis ekonomi global yang dimulai dari krisis subprime mortgage pada 2007 di Amerika Serikat berpengaruh ke banyak negara industri maupun emerging termasuk Indonesia, meskipun dampaknya berbeda.
"Krisis keuangan global memberikan pelajaran berharga, antara lain pertama, kebijakan moneter tidak cukup mencapai stabilitas makroekonomi, mengingat instabilitas makro semakin banyak bersumber dari sektor keuangan, dan kedua, integrasi perekonomian global yang semakin erat menyebabkan permasalahan satu negara dengan cepat dapat berdampak kepada negara lainnya," jelas dia dalam rilisnya, Minggu (3/5/2015).
Meskipun di tengah turbulensi perekonomian global, Indonesia berhasil melaluinya dengan baik. Buku Sejarah Bank Indonesia Periode VII merupakan salah satu bentuk kontribusi BI terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
"Sebagai buku yang mendokumentasikan peristiwa dan respon kebijakan, buku ini menuangkan pemikiran pemimpin BI dalam pengambilan kebijakan, yang dapat menjadi bahan pembelajaran dan memperluas masukan guna pengambilan kebijakan di masa yang akan datang," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut Perry, diselenggarakan pula Seminar Nasional dengan tema "Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural Untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi" di KPw BI Propinsi Jawa Tengah.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan, adanya krisis ekonomi global yang dimulai dari krisis subprime mortgage pada 2007 di Amerika Serikat berpengaruh ke banyak negara industri maupun emerging termasuk Indonesia, meskipun dampaknya berbeda.
"Krisis keuangan global memberikan pelajaran berharga, antara lain pertama, kebijakan moneter tidak cukup mencapai stabilitas makroekonomi, mengingat instabilitas makro semakin banyak bersumber dari sektor keuangan, dan kedua, integrasi perekonomian global yang semakin erat menyebabkan permasalahan satu negara dengan cepat dapat berdampak kepada negara lainnya," jelas dia dalam rilisnya, Minggu (3/5/2015).
Meskipun di tengah turbulensi perekonomian global, Indonesia berhasil melaluinya dengan baik. Buku Sejarah Bank Indonesia Periode VII merupakan salah satu bentuk kontribusi BI terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
"Sebagai buku yang mendokumentasikan peristiwa dan respon kebijakan, buku ini menuangkan pemikiran pemimpin BI dalam pengambilan kebijakan, yang dapat menjadi bahan pembelajaran dan memperluas masukan guna pengambilan kebijakan di masa yang akan datang," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut Perry, diselenggarakan pula Seminar Nasional dengan tema "Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural Untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi" di KPw BI Propinsi Jawa Tengah.
(izz)