Minyak Dunia Jatuh Setelah Capai Harga Tertinggi

Kamis, 07 Mei 2015 - 11:08 WIB
Minyak Dunia Jatuh Setelah...
Minyak Dunia Jatuh Setelah Capai Harga Tertinggi
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia jatuh pada Kamis pagi di perdagangan Asia setelah mencapai level tertinggi 2015 pada sesi sebelumnya karena para pedagang melakukan aksi ambil untung.

Penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) sejak Januari serta melemahnya dolar AS (USD) telah menahan relinya harga minyak.

Kenaikan harga minyak sebelumnya didukung oleh kuatnya pertumbuhan permintaan dari perkiraan dan melambatnya pasokan minyak mentah. Kendati demikian, para pedagang menyatakan bahwa pasar minyak mentah global tetap baik.

"Sementara hasil imbang terbaru dan penurunan dalam stok minyak mentah minggu dilihat sebagai hal yang positif untuk mendorong harga minyak, stok minyak mentah tetap sangat tinggi," kata Kepala Strategi Pasar Komoditas di BNP Paribas Harry Tchilinguirian seperti dilansir dari Reuters, Kamis (7/5/2015).

Dia mencatat bahwa hasil imbang itu karena sebagian penurunan mingguan besar dalam impor minyak mentah.

Minyak brent diperdagangkan 46 sen lebih rendah menjadi USD67,31/barel pada pukul 0335 GMT. Sebelumnya Brent berada pada posisi puncak di USD69,63/barel.

Sementara minyak mentah AS turun 49 sen menjadi USD60,44/barel. Kontrak telah rally lebih dari USD2 ke level tertinggi USD62,58/barel di sesi sebelumnya di tengah berita penurunan persediaan minyak mentah.

Komentar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan bahwa produsen minyak utama tetap mempertahankan pangsa pasarnya daripada memangkas produksi. Ini menunjukkan bahwa tidak akan terjadi perubahan kebijakan yang besar pada pertemuan Juni mendatangm kecuali produsen nonOPEC mengubah sikap mereka.

Akibatnya, minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan turun 52 sen ke USD67,25/barel pada pukul 0033 GMT. Sementara minyak mentah AS turun 48 sen menjadi USD60,45/barel.

"Sentimen melemahnya harga minyak juga didorong oleh komentar dari menteri perminyakan Iran, yang menunjukkan produksi akan meningkat menjadi 3,8 juta barel per hari dalam waktu enam bulan jika sanksi dicabut," tulis ANZ Bank dalam sebuah catatannya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5529 seconds (0.1#10.140)