Tingkat Diskon dan Diskon Tunai

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:49 WIB
Tingkat Diskon dan Diskon Tunai
Tingkat Diskon dan Diskon Tunai
A A A
Setelah memahami bunga sederhana dan persamaan dasarnya yaitu SI=P.r.t, investor, praktisi keuangan, dan mahasiswa bisnis & ekonomi juga perlu memahami tingkat diskon.

Meskipun tingkat bunga (r) dan tingkat diskon (d) berarti sama untuk jangka panjang (pasar modal), untuk jangka pendek (pasar uang), keduanya berbeda. Tanpa memahami keduanya, investor tidak dapat memilih produk simpanan mana yang lebih menarik untuk periode enam bulan antara deposito berbunga 8% per tahun (per annual /p.a.) atau sertifikat deposito yang memberikan tingkat diskon 7,8% p.a. Banyak orang juga akan bingung ketika membaca headline surat kabar yang memberitakan Bank Sentral menurunkan tingkat bunganya, sementara tingkat diskonnya tetap.

Berbeda Sedikit

Tingkat diskon umum digunakan untuk produk keuangan di pasar uang seperti treasury bill (T/B), sertifikat deposito, promissory notes, dan commercial paper (CP). Instrumen-instrumen investasi ini biasanya jatuh tempo dalam 30 hari sampai 90 hari dan maksimal 270 hari dan dijual pada harga diskon sehingga sering disebut efek dijual dengan diskon atau discount securities .

Sementara itu, tingkat bunga digunakan untuk produk seperti deposito dan tabungan. Perbedaan penggunaan tingkat bunga dan tingkat diskon adalah yang satu menghitung dan membayar bunganya di belakang (tingkat bunga). Sementara jika tingkat diskon yang digunakan, bunga dibayar atau dipotong di muka, yaitu pada saat terjadinya transaksi. Misalkan Anda sedang mempertimbangkan produk deposito dan sertifikat deposito bertenor enam bulan untuk dana Rp100 juta yang Anda miliki.

Bank menawarkan bunga 10% p.a. untuk deposito dan diskon 9,8% p.a. untuk sertifikat deposito. Pajak penghasilan untuk keduanya sama besar yaitu 20%. Manakah yang lebih menarik? Jika memilih produk deposito, Anda akan memperoleh bunga kotor 5% untuk periode enam bulan dan bersih 4%. Anda mesti menaruh Rp100 juta dalam deposito untuk memperoleh Rp4 juta atau menjadi Rp104 juta, dengan asumsi semua bunga dibayarkan pada akhir periode.

Jika sertifikat deposito yang Anda pilih, tingkat diskon untuk enam bulan adalah 4,9% kotor dan 3,92% bersih. Anda akan memperoleh diskon sebesar 3,92% atau Rp3,92 juta sehingga cukup menyetor Rp96,08 juta untuk menjadi Rp100 juta setahun lagi. Perhatikan, untuk menghitung bunga deposito, kita menggunakan konsep bunga sederhana dan saldo awal deposito.

Sementara itu, kita mengacu pada saldo akhir untuk menghitung besar diskon. Maksudnya adalah, jika dalam deposito Rp100 juta adalah saldo awal; dalam sertifikat deposito, Rp100 juta adalah saldo akhir. Menurut Anda, mana yang lebih menarik antara dua pilihan di atas yaitu menyetor Rp100 juta untuk memperoleh Rp104 juta atau membayar Rp96,08 juta untuk menjadi Rp100 juta dalam enam bulan lagi?

Yang satu membayar 100% untuk mendapatkan 104%, yang lainnya membayar 96,08% untuk memperoleh 100% untuk periode waktu yang sama. Untuk membandingkannya, kita perlu menyamakan satuannya apakah dalam tingkat bunga atau tingkat diskon. Dalam kasus di atas, kita dapat menghitung tingkat diskon (d) dari deposito yang ekuivalen dengan bunga bersih 4% (r) dalam enam bulan, dan membandingkannya dengan diskon 3,92% dari sertifikat deposito.

Persamaan untuk ini adalah d = r / (1+r) atau 4% / 104% = 3,85%. Alternatif lain adalah menghitung tingkat bunga efektif (r) dari sertifikat deposito yang ekuivalen dengan tingkat diskon 3,92% (d) dan membandingkannya dengan bunga 4% dari deposito. Persamaan yang dapat digunakan adalah r = d / (1-d) atau 3,92% / 96,08% = 4,08%. Tingkat diskon 9,8% p.a. ternyata lebih menarik daripada tingkat bunga 10% untuk periode enam bulan.

Ini karena tingkat bunga 4% per enam bulan ekuivalen dengan tingkat diskon 3,85% atau tingkat diskon 3,92% ekuivalen dengan tingkat bunga 4,08%. Kita tentunya akan memilih yang lebih besar. Secara umum, dibandingkan dengan tingkat bunga, tingkat diskon yang sama besar lebih menarik untuk deposan. Karena itu, beberapa bank menawarkan tingkat diskon sertifikat depositonya sedikit di bawah tingkat bunga depositonya agar membuatnya ekuivalen atau sama menariknya.

Ada Variabel Waktu

Apa bedanya hitungan diskon dalam pasar uang di atas dengan diskon di pasar barang dan jasa seperti di mal? Bedanya, adanya variabel waktu (t) untuk diskon produk keuangan dan tidak ada variabel ini untuk diskon barang di mal.

Contohnya, jika sebuah barang dengan harga Rp10 juta ditawarkan dengan diskon 10% di mal, kita cukup membayar 90%-nya yaitu Rp9 juta. Namun untuk sertifikat deposito Rp10 juta bertenor enam bulan yang berdiskon 10% p.a., jumlah yang harus disetor adalah Rp9,5 juta karena diskon untuk enam bulan adalah 5% (6/12 * 10%).

Diskon Tunai

Isu penting lainnya yang berhubungan dengan diskon adalah diskon tunai yang marak ditawarkan pemasok untuk pembelian barang dagang grosir. Misalkan sebuah pembelian kredit barang dagang diberikan credit terms atau syarat pembayaran 2/10, n/30 yang artinya diskon 2% akan diberikan untuk pelunasan dalam 10 hari; jika tidak maka utang jatuh tempo dalam 30 hari.

Menarikkah tawaran diskon yang cuma 2% di atas? Untuk menjawabnya, kita perlu menghitung selisih waktu pelunasan antara kedua alternatif pembayaran dengan diskon dan tanpa diskon. Ternyata selisihnya bukan 30 hari, tetapi hanya 20 hari yaitu pembayaran pada hari ke-10 untuk memperoleh diskon dan hari ke-30 tanpa diskon. Besar diskon 2% untuk periode 20 hari ini jika dikonversikan ke tingkat bunga setahun menjadi (365/20) * (2%/98%) = 37,24% p.a.

Karena itu, tawaran diskon sangat menarik dan mesti dimanfaatkan, apalagi jika ada dana menganggur. Tidak tersedia dana pun, perusahaan disarankan untuk melunasi dengan pinjaman sepanjang dapat bunganya jauh di bawah 37% p.a.

Budi Frensidy
Staf Pengajar FEUI dan Perencana Keuangan, www.fund-and-fun.com @BudiFrensidy
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8065 seconds (0.1#10.140)