Optimisme Pelaku Pasar, IHSG Menembus Level 5.000
Selasa, 14 Juli 2020 - 09:56 WIB
Sementara itu untuk ancaman second wave akibat persebaran kasus Covid-19 menurut dia memang ada. Tapi sangat tidak mungkin dilakukan lockdown lagi di negara mana pun. “Kalau itu dilakukan, semua akan makin berat. Kepercayaan para pelaku ekonomi langsung hancur. Jadi dengan kata lain the show must go on whatever it takes,” tegasnya. (Baca juga: Rusia Sebut Perubahan Status Hagia Sophia Masalah Internal Turki)
Volatilitas IHSG masih akan cukup tinggi untuk beberapa bulan ke depan. Hal ini disampaikan Kepala Riset Saham BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin. Hal itu menandakan masih banyak ketidakpastian yang akan menanti akibat pandemi. “Kami di BNI Sekuritas mempertahankan target IHSG di akhir tahun ini pada level 5.300,” ujar Kim.
Terpisah, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengingatkan pergerakan IHSG belum aman. Risiko fluktuasi sehubungan dengan adanya sentimen Covid-19, khususnya ancaman dari second wave, akan diikuti karantina yang mengancam aktivitas ekonomi. “Kalau masuk periode window dressing, bursa AS mengalami reli baru yang berdampak ke Indonesia sehingga ada kesempatan IHSG bisa berpotensi bullish pada momen tersebut,” ujarnya.
Ada beberapa sentimen yang mungkin memengaruhi pergerakan IHSG selama pekan ini. Mulai dari peningkatan kasus Covid-19 dan perkiraan akan berlanjut pada pekan depan menjadi sentimen negatif pasar saham. Kemudian ada peluang persebaran Covid-19 lewat udara seperti yang disampaikan WHO juga akan menjadi sentimen negatif pasar.
“Sedangkan perkembangan remdesivir obat antivirus Gilead Sciences bakal menjadi sentimen positif pasar. Perkembangan vaksin Covid-19 salah satunya dari Moderna yang akan memasuki fase 3 menjadi sentimen positif buat pasar. Tapi vaksin harus melewati 4 fase sebelum diproduksi massal,” kata Direktur Anugerah Megah Investama Hans Kwee.
Lonjakan kasus Covid-19 dan perintah Mahkamah Agung untuk membuka catatan keuangan Presiden AS Donald Trump membuat peluang Trump untuk terpilih kembali menjadi lebih sulit karena berpotensi mengungkap sesuatu yang buruk menjadi sentimen negatif bagi pasar saham. (Lihat videonya: Pemotor Arogan Hentikan AMbulans yang Sedang Membawa Pasien)
Momen sekarang sudah memasuki bulan Juli dan pelaku pasar menanti data laba korporasi untuk kuartal II/2020. “Laporan laba yang lebih baik dari harapan pelaku pasar akan mendorong pergerakan yang positif, tetapi bila terjadi sebaliknya akan cenderung mendorong pasar saham terkoreksi,” ujarnya.
Pasar pada awal pekan masih akan diwarnai kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 yang telah mendorong potensi lockdown di beberapa negara. Selain itu ada sentimen negatif dari kasus Covid-19 di Indonesia yang masih menunjukkan tren naik dan belum memberikan tanda-tanda puncak. Perkembangan penelitian obat dan vaksin Covid-19 memberikan sentimen positif pada pasar keuangan. “IHSG pekan ini berpeluang konsolidasi menguat setelah kenaikan di awal pekan lalu dengan support di level 4.985 sampai 4.885 dan resistance di level 5.111 sampai 5.150,” sebutnya. (Hafid Fuad)
Volatilitas IHSG masih akan cukup tinggi untuk beberapa bulan ke depan. Hal ini disampaikan Kepala Riset Saham BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin. Hal itu menandakan masih banyak ketidakpastian yang akan menanti akibat pandemi. “Kami di BNI Sekuritas mempertahankan target IHSG di akhir tahun ini pada level 5.300,” ujar Kim.
Terpisah, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengingatkan pergerakan IHSG belum aman. Risiko fluktuasi sehubungan dengan adanya sentimen Covid-19, khususnya ancaman dari second wave, akan diikuti karantina yang mengancam aktivitas ekonomi. “Kalau masuk periode window dressing, bursa AS mengalami reli baru yang berdampak ke Indonesia sehingga ada kesempatan IHSG bisa berpotensi bullish pada momen tersebut,” ujarnya.
Ada beberapa sentimen yang mungkin memengaruhi pergerakan IHSG selama pekan ini. Mulai dari peningkatan kasus Covid-19 dan perkiraan akan berlanjut pada pekan depan menjadi sentimen negatif pasar saham. Kemudian ada peluang persebaran Covid-19 lewat udara seperti yang disampaikan WHO juga akan menjadi sentimen negatif pasar.
“Sedangkan perkembangan remdesivir obat antivirus Gilead Sciences bakal menjadi sentimen positif pasar. Perkembangan vaksin Covid-19 salah satunya dari Moderna yang akan memasuki fase 3 menjadi sentimen positif buat pasar. Tapi vaksin harus melewati 4 fase sebelum diproduksi massal,” kata Direktur Anugerah Megah Investama Hans Kwee.
Lonjakan kasus Covid-19 dan perintah Mahkamah Agung untuk membuka catatan keuangan Presiden AS Donald Trump membuat peluang Trump untuk terpilih kembali menjadi lebih sulit karena berpotensi mengungkap sesuatu yang buruk menjadi sentimen negatif bagi pasar saham. (Lihat videonya: Pemotor Arogan Hentikan AMbulans yang Sedang Membawa Pasien)
Momen sekarang sudah memasuki bulan Juli dan pelaku pasar menanti data laba korporasi untuk kuartal II/2020. “Laporan laba yang lebih baik dari harapan pelaku pasar akan mendorong pergerakan yang positif, tetapi bila terjadi sebaliknya akan cenderung mendorong pasar saham terkoreksi,” ujarnya.
Pasar pada awal pekan masih akan diwarnai kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 yang telah mendorong potensi lockdown di beberapa negara. Selain itu ada sentimen negatif dari kasus Covid-19 di Indonesia yang masih menunjukkan tren naik dan belum memberikan tanda-tanda puncak. Perkembangan penelitian obat dan vaksin Covid-19 memberikan sentimen positif pada pasar keuangan. “IHSG pekan ini berpeluang konsolidasi menguat setelah kenaikan di awal pekan lalu dengan support di level 4.985 sampai 4.885 dan resistance di level 5.111 sampai 5.150,” sebutnya. (Hafid Fuad)
(ysw)
tulis komentar anda