Produksi Batu Bara Ditarget 695 Juta Ton, Kebutuhan Domestik Menyusut
Senin, 30 Januari 2023 - 23:03 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menargetkan produksi batu bara di tahun 2023 sebesar 695 juta ton dengan proyeksi kebutuhan domestik sebesar 177 juta ton, dan 518 juta ton untuk ekspor.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan target batu bara untuk kebutuhan domestik di 2023 memang lebih kecil dibandingkan realisasi di tahun 2022 karena menimbang sejumlah langkah pemerintah untuk mengurangi emisi.
"Kenapa turun dari 193 juta ton ke 177 juta ton? tentu saja ada program-program efisiensi yang akan, yang harus kita lakukan untuk pengurangan emisi dan juga efisiensi dari pembangkit-pembangkit konsumen batu bara," jelasnya dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sebagai informasi, di tahun 2022, kebutuhan batu bara domestik mencapai sebesar 193 juta ton atau 116%dari target yang ditetapkan sebesar 166 juta ton. Sementara produksi batu bara tahun lalu sebesar 687 juta ton atau 104% dari target 663 juta ton.
"Dari target kita 663 juta ton di tahun 2022, ternyata proyeksi kita meningkat menjadi 687 juta ton. Ini disebabkan demand, kalau kita lihat konsumsi batubara domestik meningkat dari target 166 juta ton, menjadi sebesar 193 juta juta ton. Ekspor itu realisasinya mencapai 494 juta ton," terang dia.
Arifin pun meyakini bahwa harga batu bara masih akan cukup baik perkiraan kita di 2023. Hal itu disebabkan masalah keseimbangan energi global yang memang masih membutuhkan support batu bara.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyebutkan langkah konkret pemerintah dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan peningkatan target mencapai 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional.
Pada tahun 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Hal tersebut dicapai melalui aksi mitigasi implementasi EBT, efisiensi energi, dan penerapan bahan bakar rendah karbon, penggunaan teknologi pembangkit bersih dan kegiatan lain. "Selain itu, intensitas penurunan emisi CO2 kita mencapai 0,335 ton," imbuhnya.
Dikatakannya, pemerintah juga terus melaksanakan kebijakan mandatori biodiesel untuk mengurangi impor dan menghemat devisa.
Pemanfaatan biodiesel untuk domestik pada tahun 2022 sebesar 10,45 juta Kiloliter (KL) dan penghematan devisa sebesar Rp122,65 triliun atau USD8,34 miliar.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan target batu bara untuk kebutuhan domestik di 2023 memang lebih kecil dibandingkan realisasi di tahun 2022 karena menimbang sejumlah langkah pemerintah untuk mengurangi emisi.
"Kenapa turun dari 193 juta ton ke 177 juta ton? tentu saja ada program-program efisiensi yang akan, yang harus kita lakukan untuk pengurangan emisi dan juga efisiensi dari pembangkit-pembangkit konsumen batu bara," jelasnya dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sebagai informasi, di tahun 2022, kebutuhan batu bara domestik mencapai sebesar 193 juta ton atau 116%dari target yang ditetapkan sebesar 166 juta ton. Sementara produksi batu bara tahun lalu sebesar 687 juta ton atau 104% dari target 663 juta ton.
"Dari target kita 663 juta ton di tahun 2022, ternyata proyeksi kita meningkat menjadi 687 juta ton. Ini disebabkan demand, kalau kita lihat konsumsi batubara domestik meningkat dari target 166 juta ton, menjadi sebesar 193 juta juta ton. Ekspor itu realisasinya mencapai 494 juta ton," terang dia.
Arifin pun meyakini bahwa harga batu bara masih akan cukup baik perkiraan kita di 2023. Hal itu disebabkan masalah keseimbangan energi global yang memang masih membutuhkan support batu bara.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyebutkan langkah konkret pemerintah dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan peningkatan target mencapai 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional.
Pada tahun 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Hal tersebut dicapai melalui aksi mitigasi implementasi EBT, efisiensi energi, dan penerapan bahan bakar rendah karbon, penggunaan teknologi pembangkit bersih dan kegiatan lain. "Selain itu, intensitas penurunan emisi CO2 kita mencapai 0,335 ton," imbuhnya.
Dikatakannya, pemerintah juga terus melaksanakan kebijakan mandatori biodiesel untuk mengurangi impor dan menghemat devisa.
Pemanfaatan biodiesel untuk domestik pada tahun 2022 sebesar 10,45 juta Kiloliter (KL) dan penghematan devisa sebesar Rp122,65 triliun atau USD8,34 miliar.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda