9 Emiten BEI Masuk Etalase Elite ASEAN, Ada BPD Loh!
Selasa, 31 Januari 2023 - 14:53 WIB
JAKARTA - Sembilan emiten di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) tercatat masuk ke dalam jajaran ASEAN Asset Class PLCs, alias perusahaan yang memiliki tata kelola baik dan layak dilirik kalangan investor global. Mayoritas emiten itu berasal dari sektor perbankan.
Baca juga: Baru Masuk Bursa, Emiten Crazy Rich Asal Surabaya Diselidiki BEI
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyambut positif kabar tersebut seraya mendorong perusahaan publik untuk tak berhenti memaksimalkan kinerja.
"BEI mengapresiasi kepada para perusahaan. Semoga dapat terus meningkatkan implementasi good corporate governance (GCG), sehingga dapat memajukan pasar modal Indonesia," kata Iman Selasa (31/1/2023).
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menduduki urutan pertama (nilai 118,46), disusul PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN/111,82), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI/109,85), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI/109,18), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN/107,21), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA/106,64).
Selanjutnya ada nama PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM/99,08), dan PT Timah Tbk (TINS).
Angela Simatupang, corporate governance expert yang ditunjuk BEI untuk mewakili Indonesia di Forum ASEAN CG, mengatakan rata-rata Indonesia menunjukkan kenaikan 9,3%.
"Secara umum, nilai negara kita naik, namun negara lain juga melakukan berbagai inisiatif untuk memperbaiki praktik dan keterbukaan informasinya mengenai corporate governance, sehingga kita harus terus memacu diri agar bisa bersaing dengan perusahaan publik lain di ASEAN," terangnya.
Sebagaimana diketahui, inisiatif ASEAN Corporate Governance Scorecard diperkenalkan sejak 2011 untuk meningkatkan standar dan praktik corporate governance perusahaan publik di ASEAN, sekaligus memberikan visibilitas internasional yang lebih besar kepada perusahaan ASEAN yang dikelola dengan baik.
Agenda ini digagas oleh ASEAN Capital Market Forum (ACMF) bersama dengan Asian Development Bank (ADB), dengan tujuan untuk meningkatkan standar dan praktik tata kelola perusahaan perusahaan publik ASEAN.
Hasil penilaian ACGS ini telah digunakan oleh berbagai organisasi, antara lain regulator, selfregulatory organization, institutional investor, fund manager dan pemangku kepentingan lainnya sebagai salah referensi untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai penerapan tata kelola oleh perusahaan tercatat di setiap negara anggota ASEAN.
Baca juga: Baru Masuk Bursa, Emiten Crazy Rich Asal Surabaya Diselidiki BEI
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyambut positif kabar tersebut seraya mendorong perusahaan publik untuk tak berhenti memaksimalkan kinerja.
"BEI mengapresiasi kepada para perusahaan. Semoga dapat terus meningkatkan implementasi good corporate governance (GCG), sehingga dapat memajukan pasar modal Indonesia," kata Iman Selasa (31/1/2023).
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menduduki urutan pertama (nilai 118,46), disusul PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN/111,82), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI/109,85), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI/109,18), PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPN/107,21), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA/106,64).
Selanjutnya ada nama PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM/99,08), dan PT Timah Tbk (TINS).
Angela Simatupang, corporate governance expert yang ditunjuk BEI untuk mewakili Indonesia di Forum ASEAN CG, mengatakan rata-rata Indonesia menunjukkan kenaikan 9,3%.
"Secara umum, nilai negara kita naik, namun negara lain juga melakukan berbagai inisiatif untuk memperbaiki praktik dan keterbukaan informasinya mengenai corporate governance, sehingga kita harus terus memacu diri agar bisa bersaing dengan perusahaan publik lain di ASEAN," terangnya.
Sebagaimana diketahui, inisiatif ASEAN Corporate Governance Scorecard diperkenalkan sejak 2011 untuk meningkatkan standar dan praktik corporate governance perusahaan publik di ASEAN, sekaligus memberikan visibilitas internasional yang lebih besar kepada perusahaan ASEAN yang dikelola dengan baik.
Agenda ini digagas oleh ASEAN Capital Market Forum (ACMF) bersama dengan Asian Development Bank (ADB), dengan tujuan untuk meningkatkan standar dan praktik tata kelola perusahaan perusahaan publik ASEAN.
Hasil penilaian ACGS ini telah digunakan oleh berbagai organisasi, antara lain regulator, selfregulatory organization, institutional investor, fund manager dan pemangku kepentingan lainnya sebagai salah referensi untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai penerapan tata kelola oleh perusahaan tercatat di setiap negara anggota ASEAN.
(uka)
tulis komentar anda