Sedot Investasi Rp 10,6 Triliun, Superblok Tertinggi se-Indonesia Bakal Dibangun di Sudirman
Rabu, 01 Februari 2023 - 19:17 WIB
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Taspen (Persero), ANS Kosasih mengatakan, prospek gedung perkantoran masih tetap tinggi di masa depan di tengah lesunya bisnis ruang kantor saat ini.
"Kami mendapatkan masukan dari pihak Jepang, Mitsubishi Estate sangat yakin kalau di Jakarta masih sangat menjanjikan. Bahkan setelah nanti ibu kota pindah pun akan tetap jadi kota perekonomian yang sangat besar," katanya.
Demikian pula dilihat dari tren gaya hidup, Kosasih menilai sektor properti masih cukup menjanjikan. Terlebih didukung dengan perekonomian Indonesia yang masih tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global.
"Tidak mungkin dengan masyarakat yang ekonominya bertumbuh, tidak memiliki lifestyle, entertainment dan business central yang tidak terpadu. Karena ekonomi Indonesia yang tumbuhlah, maka Jepang berani berinvestasi di sini," ucap Kosasih.
Menariknya, ketika Menara Kembar 40 Lantai Dirobohkan di India, Kosasih menegaskan bahwa investasi pembangunan kawasan superblok hijau itu sepenuhnya merupakan investasi Mitsubishi Estate Co sebagai investor utama dengan nilai investasi sebesar Rp 10,6 triliun.
Adapun pengembangan Oasis Central Sudirman menggunakan skema Bangun Guna Serah atau Build Operate Transfer (BOT). Dengan skema tersebut, pengelolaan akan dilakukan oleh Mitsubishi Estate selama 50 tahun.
Menurut Kosasih, kerja sama ini akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Taspen. Setelah masa BOT selesai, lahan beserta gedung dan pengelolaannya akan sepenuhnya dimiliki oleh Taspen. Selain itu, BUMN dana pensiun ini juga akan mendapat hasil dari pengelolaan setiap tahunnya.
"Ini tidak pakai uang Taspen sama sekali. Dan ini betul-betul dananya dari Jepang, Taspen tidak keluar uang, tapi dapat uang. Dengan skema BOT, mereka bayar sewa 50 tahun ke kita, tanahnya balik. Hanya waktu pembangunan kita minta share. Semua dana dari Jepang, tapi kita masih ikut memiliki kepemilikan yang cukup signifikan dalam pengelolaan nanti. Share-nya 70:30, Jepang 70 (persen) kami 30 tapi dana semua dari Jepang," paparnya.
Nantinya, Oasis Central Sudirman diproyeksikan sebagai pusat bisnis, residensial dan niaga di Jakarta Pusat dengan pemenuhan standar ESG. Kedua tower masing-masing akan difungsikan sebagai apartemen, perkantoran dan kawasan ritel bisnis.
"Kami mendapatkan masukan dari pihak Jepang, Mitsubishi Estate sangat yakin kalau di Jakarta masih sangat menjanjikan. Bahkan setelah nanti ibu kota pindah pun akan tetap jadi kota perekonomian yang sangat besar," katanya.
Demikian pula dilihat dari tren gaya hidup, Kosasih menilai sektor properti masih cukup menjanjikan. Terlebih didukung dengan perekonomian Indonesia yang masih tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global.
"Tidak mungkin dengan masyarakat yang ekonominya bertumbuh, tidak memiliki lifestyle, entertainment dan business central yang tidak terpadu. Karena ekonomi Indonesia yang tumbuhlah, maka Jepang berani berinvestasi di sini," ucap Kosasih.
Menariknya, ketika Menara Kembar 40 Lantai Dirobohkan di India, Kosasih menegaskan bahwa investasi pembangunan kawasan superblok hijau itu sepenuhnya merupakan investasi Mitsubishi Estate Co sebagai investor utama dengan nilai investasi sebesar Rp 10,6 triliun.
Adapun pengembangan Oasis Central Sudirman menggunakan skema Bangun Guna Serah atau Build Operate Transfer (BOT). Dengan skema tersebut, pengelolaan akan dilakukan oleh Mitsubishi Estate selama 50 tahun.
Menurut Kosasih, kerja sama ini akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Taspen. Setelah masa BOT selesai, lahan beserta gedung dan pengelolaannya akan sepenuhnya dimiliki oleh Taspen. Selain itu, BUMN dana pensiun ini juga akan mendapat hasil dari pengelolaan setiap tahunnya.
"Ini tidak pakai uang Taspen sama sekali. Dan ini betul-betul dananya dari Jepang, Taspen tidak keluar uang, tapi dapat uang. Dengan skema BOT, mereka bayar sewa 50 tahun ke kita, tanahnya balik. Hanya waktu pembangunan kita minta share. Semua dana dari Jepang, tapi kita masih ikut memiliki kepemilikan yang cukup signifikan dalam pengelolaan nanti. Share-nya 70:30, Jepang 70 (persen) kami 30 tapi dana semua dari Jepang," paparnya.
Nantinya, Oasis Central Sudirman diproyeksikan sebagai pusat bisnis, residensial dan niaga di Jakarta Pusat dengan pemenuhan standar ESG. Kedua tower masing-masing akan difungsikan sebagai apartemen, perkantoran dan kawasan ritel bisnis.
tulis komentar anda