Naik 28,15%, BTN Bukukan Laba Bersih Rp3,04 Triliun
Kamis, 16 Februari 2023 - 20:20 WIB
Ia menjelaskan bahwa, peran besar pemerintah dalam mendukung perumahan rakyat, serta menjaga kestabilan perekonomian nasional turut menjadi pendorong bisnis perseroan. Haru mengungkapkan, dukungan pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dan peningkatan alokasi dana untuk perumahan subsidi, juga menjadi bukti nyata dukungan pemerintah untuk rumah rakyat.
Lihat Foto: BTN Penggerak Ekonomi Bangsa
Dengan adanya penambahan modal dari pemerintah, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan akhir tahun lalu tercatat mencapai 16,13% atau naik 233 basis poin (bps). Selanjutnya, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross perseroan tercatat sebesar 32 basis poin secara tahunan menjadi 3,38%. Serta, rasio pencadangan atau coverage ratio perseroan pun tetap naik sebesar 1.383 bps secara tahunan menjadi 155,65% hingga akhir tahun lalu.
"Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan," ujar Haru.
Lebih lanjut, hingga akhir tahun lalu, loan to deposit ratio (LDR) Bank BTN juga tetap stabil di level 92,65%. Di samping itu, rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) tercatat berada di level yang sehat sebesar 238,50%.
Ke depan, perseroan berupaya untuk terus memberikan hasil terbaik di tengah situasi ekonomi yang kondusif saat ini. “Hal itu bertujan agar perseroan dapat terus mendukung pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Haru.
Lihat Juga: One on One Bersama Wakil Kepala BP Danantara Kaharuddin Djenod: Tantangan Mengelola Aset Negara
Lihat Foto: BTN Penggerak Ekonomi Bangsa
Dengan adanya penambahan modal dari pemerintah, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan akhir tahun lalu tercatat mencapai 16,13% atau naik 233 basis poin (bps). Selanjutnya, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross perseroan tercatat sebesar 32 basis poin secara tahunan menjadi 3,38%. Serta, rasio pencadangan atau coverage ratio perseroan pun tetap naik sebesar 1.383 bps secara tahunan menjadi 155,65% hingga akhir tahun lalu.
"Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan," ujar Haru.
Lebih lanjut, hingga akhir tahun lalu, loan to deposit ratio (LDR) Bank BTN juga tetap stabil di level 92,65%. Di samping itu, rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) tercatat berada di level yang sehat sebesar 238,50%.
Ke depan, perseroan berupaya untuk terus memberikan hasil terbaik di tengah situasi ekonomi yang kondusif saat ini. “Hal itu bertujan agar perseroan dapat terus mendukung pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat Indonesia,” pungkas Haru.
Lihat Juga: One on One Bersama Wakil Kepala BP Danantara Kaharuddin Djenod: Tantangan Mengelola Aset Negara
(nng)
tulis komentar anda