Neraca Pembayaran Surplus USD4,7 Miliar di Kuartal IV/2022, Ini Penopangnya
Senin, 20 Februari 2023 - 14:43 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal IV/2022 tercatat surplus USD4,7 miliar, naik dibanding kinerja kuartal sebelumnya yang defisit USD1,3 miliar.
"Kinerja NPI triwulan IV 2022 tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Sementara itu, transaksi berjalan kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi. Transaksi berjalan kembali mencatat surplus USD4,3 miliar (1,3% dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar USD4,5 miliar (1,3% dari PDB).
Menurut Erwin, kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi.
"Selain itu, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia, di tengah kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan bakar pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru,” tuturnya.
“Defisit neraca jasa membaik ditopang kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak positif penyelenggaraan berbagai event internasional selama periode laporan dan pola musiman akhir tahun," tambah Erwin.
Lebih lanjut, surplus transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder bersumber dari kenaikan penerimaan hibah pemerintah.
"Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat, dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada investor asing yang meningkat sejalan dengan siklus bisnis dan tren kenaikan suku bunga," tutup dia.
"Kinerja NPI triwulan IV 2022 tersebut ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang tinggi dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Sementara itu, transaksi berjalan kembali mencatat surplus, didukung oleh surplus neraca perdagangan barang yang tetap tinggi. Transaksi berjalan kembali mencatat surplus USD4,3 miliar (1,3% dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar USD4,5 miliar (1,3% dari PDB).
Menurut Erwin, kinerja transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas yang terjaga, didukung oleh harga komoditas ekspor yang tetap tinggi.
Baca Juga
"Selain itu, defisit neraca perdagangan migas menurun seiring dengan tren penurunan harga minyak dunia, di tengah kecenderungan peningkatan kebutuhan bahan bakar pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru,” tuturnya.
“Defisit neraca jasa membaik ditopang kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebagai dampak positif penyelenggaraan berbagai event internasional selama periode laporan dan pola musiman akhir tahun," tambah Erwin.
Lebih lanjut, surplus transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder bersumber dari kenaikan penerimaan hibah pemerintah.
Baca Juga
"Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat, dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada investor asing yang meningkat sejalan dengan siklus bisnis dan tren kenaikan suku bunga," tutup dia.
(ind)
tulis komentar anda